Kompas TV nasional peristiwa

Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut 3 Wilayah Berstatus Siaga Dampak Hujan Lebat-Angin Kencang

Kompas.tv - 5 Juni 2024, 11:06 WIB
waspada-cuaca-ekstrem-bmkg-sebut-3-wilayah-berstatus-siaga-dampak-hujan-lebat-angin-kencang
Kilatan ekor petir mewarnai hujan deras yang mengguyur Kota Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang hari ini, Rabu (5/6/2024).

Melansir Antara, tiga wilayah ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem meliputi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Analisa cuaca BMKG menyebut Kalimantan Selatan berpotensi hujan lebat pada siang-sore hari; Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu dan Tanah Laut.

Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat diprediksi terjadi di malam hari di wilayah Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.

Baca Juga: 13 Wilayah Diprediksi Alami Musim Kemarau Juni 2024, BMKG Imbau Waspada Kekeringan

Mayoritas wilayah Sulawesi Selatan juga diperkirakan berpotensi hujan ringan-sedang pada pagi hingga siang hari dengan suhu 20-33 celcus dan kelembapan 65-95 persen.

Kemudian, untuk Sulawesi Tenggara berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang pada pagi hingga dini hari hari di wilayah Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Kolaka dan Kolaka Utara.

Peringatan dini waspada dampak hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga diprakirakan melanda Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Maluku dan enam provinsi di Papua.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menyatakan bahwa meskipun di sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau namun sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim.

Hal ini disebabkan kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.

Ia menambahkan bahwa masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan.

Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Rabu 5 Juni 2024: BMKG Sebut Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari, Wilayah Lain?

"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024", kata Guswanto di Jakarta (03/06/2024)

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menambahkan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 3 - 9 Juni 2024 dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Andri menyampaikan juga agar masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem meskipun sebagain besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.

"Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," ucapnya.

Terakhir, Andri meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x