JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, pengambilan aset-aset strategis yang dikelola pihak luar perlu dilanjutkan.
Langkah tersebut untuk mendorong pembangunan secara merata, hilirisasi industri, program-program kerakyatan hingga transformasi menuju ekonomi hijau.
Aset-aset strategis yang perlu diakuisisi seperti PT Freeport Indonesia di Papua Tengah, Newmont di Nusa Tenggara Barat dan Blok Rokan, Riau perlu keberlanjutan.
Presiden Jokowi menjelaskan, jika saham PT. Freeport Indonesia sudah 61 persen, perkiraan keuntungan yang masuk ke kas negara sekitar 70-80 persen.
Keuntungan tersebut baik dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, dalam bentuk bea ekspor/bea keluar.
Jika hasil tersebut dikumpulkan dan dipastikan berada pada jumlah yang sangat besar.
Baca Juga: Apakah Harga BBM Naik per 1 Juni 2024? Ini Kata Jokowi
Adapun saat ini Indonesia menjadi pemilik mayoritas saham PT Freeport Indonesia yakni 51,24 persen.
Akuisisi PT Freeport Indonesia tidak menggunakan kekuatan, melainkan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi global senilai 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp57 triliun.
Biaya untuk akuisisi 41,87 persen saham Freeport Mc-Moran senilai 3,85 miliar dolar AS oleh Indonesia melalui MIND ID pada 2018 lalu.
Perhitungannya biaya tersebut akan segera lunas pada 2024 mendatang.
"Kalau kita berbicara Freeport, itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah menjadi milik negara kita Indonesia. Sudah menjadi milik kita. Dan itu pengambilalihannya, saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pakai kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika," ujar Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/5/2024).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.