Kompas TV nasional politik

Soekarno di Kancah Politik Masa Kini (III): Rebutan Anak Ideologis, Jokowi dan Prabowo

Kompas.tv - 11 Mei 2024, 06:30 WIB
soekarno-di-kancah-politik-masa-kini-iii-rebutan-anak-ideologis-jokowi-dan-prabowo
Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Negara. (Sumber: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Soekarno memang cukup ampuh dilekatkan pada sosok yang akan bertarung dalam pemilihan presiden.

Dari tiga kali Pilpres (2014, 2019, dan 2024), baik Jokowi dan Prabowo pernah sama-sama disebut sebagai anak ideologis Soekarno. Hal tersebut disampaikan jelang pemilu. Misalnya, putra sulung Soekarno, Guntur, menulis di Kompas.id  dalam sebuah opini yang dimuat Sabtu (1/10/2023), dan menyatakan secara gamblang bahwa Jokowi layak  menjadi Ketua Umum PDIP usai Megawati yang akan memasuki usia 77 tahun. 

"Pada 23 Januari 2024, Adis (sapaan kecil Guntur pada Megawati) akan mencapai 77 tahun," tulis Guntur.  Dengan kondisi ini, maka  jalan keluar yang baik jika Jokowi menjadi ketua umum dan Megawati jadi ketua dewan pembina. Bagi Guntur jika alasannya harus kader militan dan anak ideologis Soekarno, Jokowi adalah anak ideologis Soekarno. Sebab, selama 22 tahun Jokowi berada di pemerintah konsisten melaksanakan ide-ide Soekarno.

Baca Juga: Zulhas Sebut Jokowi Teladan di Bidang Politik: Pak Prabowo Malah Dimentori

Jauh sebelumnya, jelang Pemilihan Presiden 2014, Wali Kota Solo kala itu, Fransiskus Xaverius Rudyatmo mengaku gembira saat mengetahui bahwa Jokowi menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia menilai Jokowi adalah figur yang cocok untuk menjadi capres karena memiliki kesamaan visi dan misi seperti Presiden pertama RI Soekarno.

"Dia memiliki visi yang sama seperti Bung Karno, ingin Indonesia mandiri dalam ekonomi, berdaulat pada politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Bisa dikatakan, dia adalah anak ideologis Bung Karno," tutur Rudy yang juga politikus PDIP,  ketika dihubungi Tribunnews.com via telepon, Jumat (14/3/2014) silam. 

Tapi kini, baik Guntur maupun Rudyatmo, tampaknya tidak lagi menempelkan sebutan itu pada Jokowi, setelah tidak mendukung pasangan Ganjar dan Mahfud MD yang diusung PDIP.

Hal yang sama berlaku pada Prabowo yang juga pernah disebut sebagai anak ideologis Soekarno. Politikus  Budiman Sudjatmiko menegaskan bahwa Prabowo seorang pengagum Bung Karno. Hal itu terlihat dari yang kecil seperti cara berpakaian, sampai dengan visi misinya yang juga berkomitmen mewujudkan cita-cita Bung Karno.

Bahkan pada Pilpres 2014, sebutan anak ideologis itu terdengar nyaring. Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga pendiri Partai Ummat, Amien Rais, pernah menilai calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan koalisinya layaknya anak ideologis Proklamator RI Soekarno.

Baca Juga: Bobby Nasution Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jokowi Harus Jujur, Meski Menantu Kesayangan Ikut

"Selama ini, saya sudah membaca semua pidato dan karya Soekarno, dan Prabowo yang memiliki semangat seperti itu. Dia seperti anak ideologis Soekarno," kata Amien saat memberikan pernyataannya di sela deklarasi pemenangan Prabowo-Hatta di Kota Yogyakarta, Minggu, 1 Juni 2014. 

Masih dalam tahun yang sama, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan Prabowo dianggap lebih menyerupai Bung Karno. "Berdasarkan survei saya Februari, Prabowo itu lebih dianggap Soekarno daripada Jokowi," ujar Burhanuddin saat diskusi Soekarno sebagai Komoditas Politik Pemilihan Presiden 2014 di Wisma Intra Asia, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2014). 

Menurut Burhan kala itu, kenapa memilih Prabowo sebagai capres yang 'mendekati' Soekarno? Pasalnya, Prabowo memiliki retorika cara berpidato seperti Soekarno. "Prabowo mengambil dari penampilan seperti peci, baju, terus mikrofon era 50-an yang sering dipakai Soekarno," ungkapnya. 

Bahkan, Prabowo dianggap sebagai tipe kepemimpinan yang ingin menghidupkan kembali simbol-simbol yang melekat pada diri Soekarno. Sementara, Jokowi dianggap tidak memiliki bakat kuat tersebut.


 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x