JAKARTA, KOMPAS.TV - Dahnil Anzar Simanjuntak sebut upaya Presiden Terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto merangkul sejumlah partai politik di luar koalisi bukan berarti bergabung dalam barisan pemerintahan yang akan dipimpinnya.
Hal tersebut disampaikan Dahnil Anzar Simanjuntak dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (10/5/2024).
“Dalam konteks safari kemudian silahturahmi Pak Prabowo ke partai politik, ke tokoh, itu tidak selalu harus dimaknai merangkul kemudian berada di dalam kabinet, merangkul iya, tapi berada di dalam satu kabinet itu belum tentu,” kata Dahnil
“Artinya yang ingin dibangun Pak Prabowo tadi saya sebutkan adalah istilahnya mutual understanding, kesepemahaman bersama. Nah artinya ada hal-hal yang prinsipil bisa kita lakukan bersama, kita harus bersepakat bersama, nah kalau untuk hal-hal yang tidak prinsipil kita bisa berbeda.”
Baca Juga: Ganjar Putuskan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, PDIP: Sikap Kami Belum Diputuskan
Dahnil lebih lanjut mengatakan, kalau pun Prabowo Subianto mengajak sejumlah parpol di luar koalisi untuk bergabung tentu bukan tanpa syarat.
“Pak Prabowo tentu punya syarat, tidak membuka pintu begitu saja kemudian berada di dalam, tapi kemudian syarat-syarat tadi, punya integritas kemudian kompetensi, selain itu tentu bersepakat dengan visi dan jalan pembangunan yang sudah dirancang Pak Prabowo dan Mas Gibran,” ujar Dahnil.
Kemudian, kata Dahnil, Prabowo juga menghormati pihak-pihak yang telah menyatakan akan berada di posisi sebagai oposisi.
Baca Juga: Zulhas: Banyak Orang Salah Sangka, Pak Prabowo Dianggap Menang karena Bansos, Keliru
“Kalau kemudian memutuskan untuk di luar pemerintahan, misalnya kalau partai menjadi oposisi, tentu kita sangat menghormati, itu juga bentuk kerja sama yang sangat apik,” ucap Dahnil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.