JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penjajagan menggunakan citra satelit dan drone untuk mengejar anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membunuh Danramil 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sokolray.
Penjelasan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Sabtu (13/4/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya sudah memastikan bahwa pihak yang mengunggah video penyerangan dan penembakan yang mengakibatkan Oktovianus gugur berasal dari Kodap XIII.
“Yang jelas, yang sudah kita ketahui sesuai dengan yang meng-upload video itu adalah dari Kodap XIII. Jadi kita akan terus telusuri, kita akan terus tracking, di mana dia, siapa yang meng-upload video ini pertama kali,” jelasnya.
Baca Juga: [FULL] Kadispenad Brigjen Kristomei Beberkan Fakta-fakta Terbunuhnya Danramil Dibunuh OPM
“Termasuk kita penjajakan menggunakan citra satelit, menggunakan drone dan sebagainya,” tambahnya.
Pihak TNI juga mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar untuk mengejar para pelaku penembakan tersebut.
“Termasuk informasi dari masyarakat, yang tentunya masyarakat di sini tidak menghendaki adanya gangguan dari kelompok OPM ini.”
“Yang tadi disebukan bahwa kelompk OPM ini bukan masyarakat setempat. Kalau masyarakat setempat itu sangat dekat dengan almarhum Oktavianus ini, tidak mau dia melakukan itu,” tegasnya.
Namun, lanjut dia, terkadang masyarakat sipil tutup mulut karena mereka takut pada ancaman kekerasan oleh angggota OPM.
“Kalau TNI yang melakukan tindakan kekerasan, jelas ke mana mereka akan melapor, kantornya ada. Tapi kalau OPM ini yang melakukan tindakan kekerasan pada masyarakat, mereka harus melapor ke mana.”
Dalam pengejaran tersebut, kata Kadispenad, TNI juga bersinergi dengan Polri maupun satuan kerja atau satker lain yang ada di wilayah.
Baca Juga: Fakta-fakta Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey Gugur Ditembak OPM
Ia kemudian menjelaskan, berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan Papua, ada 43 satker dari sejumah kementerian dan lemaga.
“Salah satunya adalah TNI. TNI adalah bagian keamanan bersama dengan Polri. Jadi kita saling bersatu padu, berkolaborasi untuk bagaimana mempercepat pembangunan di Papua, salah satunya dengan menjaga keamanan di Papua dari gangguan teror OPM tadi,” bebernya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.