JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto agar dalam menentukan komposisi kursi menteri, harus cermat.
Menurut dia, Prabowo harus memilih para pembantunya yang memiliki kompetensi mumpuni, berintegritas baik, dan memiliki loyalitas total. Hal ini penting, mengingat tantangan dunia ke depan atas berbagai krisis akibat perang dan bencana alam akan memengaruhi kondusivitas dalam negeri.
"Para pembantu presiden nanti harus mampu bekerja 1 kali 24 jam selama 365 hari dalam lima tahun sepanjang 2024-2029 mendatang. Baik itu yang Presiden Prabowo pilih dari partai politik maupun profesional," kata pria yang karib disapa Bamsoet itu dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2024).
Baca Juga: TKN Sebut Prabowo Sudah Bicara Formasi Kursi Kabinet dengan Parpol Koalisi
Bamsoet mengimbau agar para anggota kabinet mendatang harus bisa mengawal dan mengeksekusi kebijakan Presiden terpilih Prabowo dengan baik.
"Saatnya kini, semua komponen bangsa bersatu dan berbuat kebaikan untuk bangsa dan negara. Apalagi, kita saat ini berada di tengah ancaman depresi ekonomi dunia yang pasti akan mempengaruhi situasi pertahanan dan keamanan Indonesia. Terbukti, setiap kegaduhan politik berkepanjangan cenderung lebih banyak akan memperburuk stabilitas ekonomi dan sosial Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko menyebut, Prabowo sudah mulai membahas formasi kursi kabinet dengan jajaran partai politik (parpol) koalisi.
Namun, pembicaraan itu masih dalam tahap informal, sehingga ia tak bisa menjelaskan secara detail ihwal nama-nama yang nantinya akan menjadi pembantu presiden terpilih tersebut.
Ia mengatakan, pembahasan tersebut juga melibatkan Wakil Presiden Terpilih Gibran.
"Informal saja (pembahasan formasi kursi kabinet), tentu saja Pak Prabowo kan terus menggali, kan keputusan terakhir di beliau. Tapi beliau akan mencoba mengakomodasi pikiran-pikiran perspektif berbagai macam pihak, begitu saya kira. Tapi saya pikir keputusan terakhir tetap ada di Pak Prabowo, tentu diskusi dengan Mas Gibran, ya," kata Budiman kepada wartawan, Rabu (10/4/2024).
Baca Juga: Menteri PKB Ida Fauziah hingga Menteri Basuki Hadiri Open House yang Digelar Jokowi di Istana
"Yang menentukan tadi ada Mas Gibran, dibicarakan dengan Mas Gibran dan konsultasi tentu saja dengan partai-partai pengusung, tapi tentu saja pemegang keputusan ada di tangan Pak Presiden dengan hak prerogratifnya," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.