JAKARTA, KOMPAS.TV - TNI Angkatan Udara sukses menerjunkan bantuan kemanusiaan dari udara (air drop) untuk masyarakat Palestina di Jalur Gaza pada Selasa (9/4/2024) lalu. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut pengiriman bantuan ini adalah realisasi perintah Presiden RI Joko Widodo melalui diplomasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Misi bantuan kemanusiaan ke Palestina merupakan realisasi dari perintah Bapak Presiden Republik Indonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan diplomasi oleh Bapak Menhan RI dan Menlu dengan Raja Yordania Abdullah II pada tanggal 21 Maret 2024," kata Agus Subiyanto dalam konferensi pers pada Rabu (10/4).
Meskipun demikian, Agus membantah anggapan bahwa pengiriman bantuan ini bisa terwujud karena kedekatan Prabowo dengan Abdullah II. Prabowo dilaporkan mengenal raja Yordania tersebut dan sempat tinggal di negara itu usai diberhentikan dari dinas militer pada 1998 silam.
Baca Juga: Pemerintah RI Berhasil Kirim Bantuan Kemanusiaan buat Warga Palestina di Gaza
Menurutnya, semua negara yang ingin mengirim bantuan kemanusiaan via udara mesti berkoordinasi dengan Yordania. Kerajaan ini kemudian akan melakukan koordinasi keamanan dengan Israel yang kini mengepung Jalur Gaza.
"Jadi semua lewat Jordan (Yordania). Negara mana pun lewat Jordan. Kemarin yang kita rapatkan ada sembilan negara di sana," kata Agus.
Pengiriman bantuan kemanusiaan Indonesia ke Jalur Gaza dilakukan dalam misi gabungan dengan Inggris Raya, Amerika Serikat (AS), Belanda, Jerman, Mesir, Uni Emirat Arab, Prancis, dan Yordania. Total terdapat 10 ton bantuan kemanusiaan yang diterjunkan dari 14 pesawat.
TNI AU sendiri menugaskan satu unit pesawat C130 Hercules tipe Z. Pesawat ini disebut membawa 20 paket berisi makanan dan obat-obatan dengan total berat logistik 3.200kg atau 3,2 ton.
Agus menyebut misi penerjunan bantuan ini dilaksankan oleh 27 personel, dipimpin oleh Kolonel Penerbang Noto. Bantuan kemanusiaan diterjunkan di langit Gaza pada ketinggian 2.000 kaki.
Agus pun mengakui sempat ada kendala dalam pelaksanaan misi tersebut. Namun, berkat koordinasi ketat antara Yordania dengan Israel, misi bisa berakhir sukses.
"Sebenarnya kita meminta beberapa sortie ya, cuma kita diberi approve hanya satu sortie ya itu juga alhamdulillah kita maksimalkan barang yang kita bawa itu dalam satu Hercules. Jadi kita kumpulkan dalam satu pesawat itu 20 koli, 20 bundle," katanya.
Baca Juga: Saat Raja Yordania Abdullah II Ikut Terbang dan Terjunkan Sendiri Bantuan dari Udara Bagi Warga Gaza
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.