Kompas TV nasional rumah pemilu

AMIN Tuding Lonjakan Suara Prabowo Tak Lepas dari Peran Jokowi, Singgung soal Bansos

Kompas.tv - 27 Maret 2024, 10:57 WIB
amin-tuding-lonjakan-suara-prabowo-tak-lepas-dari-peran-jokowi-singgung-soal-bansos
Tim Hukum Nasional (THN) pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyebut melonjaknya suara Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tidak lepas dari tindakan tidak netral Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Hukum Nasional (THN) pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Bambang Widjojanto menyebut melonjaknya suara Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tidak lepas dari tindakan tidak netral Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia kemudian membandingkan suara Prabowo Subianto pada Pilpres 2014, 2019 dan 2024.

Menurut penjelasannya, berdasarkan sejumlah survei, pada 2023 atau sebelum menggandeng Gibran Rakabuming Raka, elektabilitas Prabowo hanya berkisar diangka 24, 6 persen.

Namun saat dipasangkan dengan putra sulung Jokowi tersebut, elektabilitas pasnagan Prabowo-Gibran naik di atas 30 persen dan melejit sampai 51,8 pada Februari 2024 sebelum pemungutan suara.

"Dengan menyandingkan survei antara sebelum dan sesudah adanya intervensi kekuasaan, terdapat kenaikan tidak wajar sebesar 34 persen hanya dalam kurun waktu 5 bulan terhitung dari Okteober 2023-Februari 2024," ujarnya dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK, Rabu (27/3/2024).

"Ini sesuatu yang sangat luar biasa menunjukkan ada intensi kecurangan yang dahsyat," ujarnya.

Ia pun menyebut, lonjakan suara Prabowo-Gibran tak lepas dari adanya pelanggaran berupa keterlibatan lembaga kepresidenan, yakni, kata dia dari kampanye terselubung Jokowi dalam berbagai kunjungan kerjanya ke berbagai daerah yang disertai pembagian bantuan sosial atau bansos.

Baca Juga: Di Sidang PHPU Anies Minta MK Koreksi Pilpres 2024: Jika Tidak, Penyimpangan jadi Karakter Bangsa

"Area operasi (kunjungan Jokowi) adalah wilayah di mana Prabowo Subianto ternyata meraih suara rendah pada Pemilu 2014 dan 2019 dengan sasaran pemilih diperkirakan 27 juta," ucapnya.

"Kunjungan Pak Joko Widodo, yang paling bawah, di Jawa Tengah, satu, dua tiga, lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa, intervensi terhadap aparaturnya luar biasa, dan kenaikan perolehan angka paslon 02 juga luar biasa," ujarnya.

Ia kemudian mengambil contoh raihan suara Prabowo di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Di mana Pada 2014 raihan suara Prabowo yang kala itu yang maju bersama Hatta Rajasa hanya meraih 21,91 persen. Kemudian, di 2019, suara Prabowo-Sandiaga Uno anjlok menjadi 9,01 persen.

"Tapi di tahun 2024 menjadi 75,39 persen itu artinya incredible, terjadi kenaikan 66,38 persen," ucapnya.

Berdasarkan riset tersebut, pihaknya pun meyakini bahwa intervensi bansos, penggunaaan aparat-aparat negara dapat mempengaruhi peningkatan suara Prabowo-Gibran.


"Kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih dalam memilih calon terbaiknya tapi ada intervensi luar biasa dari bansos, kunjungan-kunjungan dan sebagian aparatur serta the all of the president's men," kata Bambang.

Baca Juga: Tim Hukum Anies-Muhaimin Beberkan Sejumlah Pelanggaran Hasil Pilpres 2024 di Sidang MK




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x