JAKARTA, KOMPAS.TV - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) buka suara terkait kasus satu keluarga yang diduga bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar menegaskan, penyebab satu keluarga tewas usai melompat dari lantai paling atas Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, itu tidak terkait dengan adanya utang dari pinjaman online atau pinjol.
"Saya mau tegaskan sore hari ini bahwa sampai saat ini keempat korban itu tidak memiliki kewajiban ataupun pinjaman di semua fintech yang berizin dari OJK yang menjadi member kami, itu yang saya mau tegaskan," kata Entjik dalam acara "UKU Media Iftar and Gathering" di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Baca Juga: Ternyata Sang Istri Sempat Doa di Kelenteng Lantai Atas sebelum Lompat dari Apartemen Penjaringan
Entjik merasa perlu menyampaikan demikian karena tidak ingin fintech lending dilekatkan dengan setiap rumor kasus bunuh diri.
"Karena terus terang saja sedikit-sedikit kalau ada rumor apalagi bunuh diri itu yang dituduhkan, yang paling pertama polisi pun ikut-ikut menuduh bahwa itu pinjaman online," ujar Entjik dikutip dari Kompas.com.
Sebelumnya diberitakan, dugaan bunuh diri yang dilakukan satu keluarga di Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara, hingga kini belum terungkap penyebabnya.
Diketahui, aksi yang diduga bunuh diri itu melibatkan ayah berinisial (EA), ibu (AEL), anak perempuan (JL), dan anak laki-laki (JWA).
Saat lompat dari lantai 22 apartemen Teluk Intan, mereka saling terikat tali. Polisi pun hingga kini masih terus melakukan penyidikan dan sudah memeriksa 12 saksi.
Saksi tersebut adalah keluarga korban dan orang-orang yang melihat kejadian tersebut di tempat kejadian perkara. Namun, motif bunuh diri itu masih misteri.
Baca Juga: Keluarga Terjun dari Apartemen Sempat Bisnis Kapal Ikan, Gulung Tikar Saat Covid, Ekonomi Berantakan
Polisi menyebut, keterangan para saksi masih sangat subjektif dan kini masih menjadi bagian penyidikan.
Kapolres Jakarta Utara (Jakut) Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, biasanya, kasus bunuh diri menyisakan jejak sehingga bisa terungkap motifnya.
"Kasus yang kami tangani biasanya selalu meninggalkan jejak. Tapi, untuk kasus ini tidak ada sama sekali," ujar Gidion di Polres Jakut, Senin (18/3/2024).
Polisi pun tidak menemukan catatan yang berisi pesan terakhir di tas milik sekeluarga itu. Di lokasi kejadian, ditemukan ponsel keempat korban.
Namun, ponsel tersebut sudah rusak karena dibawa korban saat melompat. Polisi pun tidak bisa mendapatkan data dari ponsel itu.
Baca Juga: Polisi Sulit Ungkap Kasus Sekeluarga Lompat dari Apartemen di Penjaringan: Tak Ada Jejak Sama Sekali
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.