JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto berseloroh bahwa "bos selalu benar" dan kita harus bersyukur dengan keberadaan bos.
Prabowo menyebutnya sebagai golden rule yang dipelajari dari pengalaman sepanjang kariernya.
Hal tersbeut disampaikan Prabowo ketika menghadiri Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).
Forum ini adalah ajang berkumpulnya dihadiri investor, pakar, dan pelaku usaha dari berbagai negara.
Prabowo mengaku sempat ragu ketika diminta menjadi pembicara kunci dalam forum tersebut.
Pasalnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku belum pernah menghadiri acara seperti demikian.
"Actually I was a bit hesitant in attending, but I understood that this was some sort of instruction from my boss. (Sebenarnya saya agak ragu menghadiri ini, tetapi saya paham bahwa ini adalah semacam perintah dari bos saya)," kata Prabowo.
"One thing I learned in my long career is the golden rule. Golden rule number one, the boss is always right. Golden rule number two, if he's wrong, refer to golden rule number one. And number three, be grateful that he's your boss. (Satu hal yang saya pelajari dari karier saya yang panjang adalah aturan emas. Aturan emas pertama, bos selalu benar. Aturan emas kedua, jika dia salah, kembali ke aturan emas pertama. Dan ketiga, bersyukurlah bahwa dia bosmu)."
Baca Juga: Kabinet Jokowi Ikut Siapkan Program Makan Siang Gratis Prabowo, Anies: Dasar Hukumnya Apa?
Prabowo kemudian mengapresiasi BUMN Bank Mandiri yang menyelenggarakan acara tersebut.
Prabowo menyebut Bank Mandiri sebagai perusahaan dengan pendapatan terbeser ke-300 versi Forbes. Ia pun menyebut Bank Mandiri sebagai salah satu bank dengan kredit bermasalah terendah di Asia.
Prabowo kemudian membicarakan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, menghadapi pemberontakan, hingga mencapai demokrasi.
Menurutnya, demokrasi Indonesia saat ini adalah "demokrasi sepenuhnya" yang harus dibanggakan.
"In the last 25 years, we transitioned from a strong authoritarian regime to a full-fledged democracy, and I think we are now ackonwledged as one of the biggest democracy in the world. We have carried several elections, I would say, real elections. (Dalam waktu 25 tahun, kita bertransisi dari rezim otoriter yang kuat menjadi demokrasi sepenuhnya, dan saya kira kita sekarang diakui sebagai salah satu demokrasi terbesar di dunia. Kita telah menggelar beberapa pemilu, saya akan tekankan, pemilu betulan)," katanya.
Eks Danjen Kopassus itu menyebut partisipasi pemilih di Indonesia saat pemilu rata-rata mencapai 80 persen.
Prabowo pun mengatakan, kendati ia merasa demokrasi "berantakan dan mahal", masih ada yang bisa dibenahi dari demokrasi Indonesia.
"Let me testify that democracy is really very very tiring, democracy isvery very messy, democracy is very very costly, and we are still not satisifed with our democracy, theres is a lot of room for improvement. (Izinkan saya memberi testimoni bahwa demokrasi benar-benar sangat melelahkan, demokrasi sangat sangat berantakan, demokrasi sangat sangat mahal, dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita, masih banyak yang bisa dibenahi)," ujarnya.
Baca Juga: TPN Curiga Ada Tangan Jokowi di Balik Lonjakan Suara PSI: Ada Anaknya di Situ
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.