Kompas TV nasional politik

Hak Angket Dianggap buat Pemakzulan, PKB: Sebelum Jokowi Pernah Terjadi dan Enggak Ada Kejadian Aneh

Kompas.tv - 3 Maret 2024, 06:38 WIB
hak-angket-dianggap-buat-pemakzulan-pkb-sebelum-jokowi-pernah-terjadi-dan-enggak-ada-kejadian-aneh
Ketua DPP PKB yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR Yanuar Prihatin setuju adanya hak angket untuk menyelidiki dugaan pelanggaran ataupun kecurangan Pemilu 2024, Sabtu (2/3/2024). (Sumber: Dok. Humas DPR RI/Kompas.com)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP PKB Yanuar Prihatin merasa heran dengan penilaian Hak Angket sebagai cara untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Penilaian itu kerap muncul dari koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran maupun menteri pendukung Jokowi yang menolak adanya Hak Angket. 

Menurut Yanuar, para pihak yang menolak Hak Angket cenderung melihat langkah tersebut sebagai jalan untuk pemakzulan Jokowi. 

Padahal Jokowi dalam satu kesempatan tidak mempermasalahkan jika DPR menggulirkan Hak Angket. Bahkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai Hak Angket adalah bagian dari demokrasi.

Di sisi lain, penyelidikan yang dilakukan lewat Hak Angket di DPR juga bisa berfungsi sebagai cara bersama untuk menata ulang pemilu dan pilkada menjadi lebih baik di masa depan. 

Baca Juga: Demo Pro dan Kontra Hak Angket Pemilu di DPR Nyaris Ricuh, Massa Adu Argumen

Untuk itu Yanuar mengajak agar usulan Hak Angket dapat diterima dan tidak perlu dikhawatirkan secara jauh.

Apalagi hingga menganggap Hak Angket digunakan untuk menjatuhkan Jokowi dari jabatan presiden RI. 

"Hak Angket tidak bisa digunakan serta merta untuk menjatuhkan presiden. Toh, di DPR Hak Angket sudah pernah terjadi di masa pemerintahan sebelumnya dan enggak ada kejadian aneh-aneh setelah Hak Angket digelar," ujar Yanuar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3/2024). Dikutip dari Kompas.com

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menambahkan poin positif dari Hak Angket juga bisa membersihkan nama Presiden Jokowi. 




Sumber : Kompas TV/Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x