JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah netizen mengeluhkan cuaca panas di sejumlah daerah. Padahal, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memprediksi bahwa musim hujan masih berlangsung hingga April 2024.
“Tumben panas hari ini, kalian ngerasa gak sih panas banget,” tulis netizen di akun X @tanyakanrl, Kamis (22/2/2024).
Cuitan tersebut pun mendapatkan banyak respons. Tidak sedikit netizen yang mengeluhkan hal sama.
“Iya bener bahkan nyalain kipasnya malah ngeluarin hawa panas udah kaya hairdryer,” balas akun @bbii***.
“Iya plis aku seharian rasanya kayak jagung bakar,” ujar yang lain.
Baca Juga: Waspada Peringatan Dini BMKG: Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 22-25 Februari 2024
Lantas, apakah cuaca panas yang terjadi belakangan ini berkaitan dengan hari tanpa bayangan?
Seperti diketahui, Indonesia tengah mengalami hari tanpa bayangan yang dimulai sejak Rabu (21/2/2024) kemarin di Baa, Nusa Tenggara Timur dan akan berakhir pada 4 April di Sabang, Aceh.
Fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi karena orientasi dan gerakan Bumi terhadap Matahari. Bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak sepenuhnya sejajar dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi mengelilingi Matahari.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, menjelaskan bahwa hari tanpa bayangan tidak memicu cuaca panas terik.
Pasalnya, Indonesia yang berada dalam kondisi musim basah membuat awan-awan masih menyelimuti langit.
“Walaupun Matahari berada tegak lurus, kalau ada awan, suhu tidak terlalu panas,” kata Eddy, Kamis, seperti dikutip dari Antara.
Namun demikian, wilayah di Pulau Jawa berpotensi mengalami kenaikan suhu udara saat fenomena hari tanpa bayangan. Sejumlah kawasan yang terdampak, yakni Pantai Utara Jawa, khususnya Jakarta, Semarang, Pekalongan, hingga Pemalang.
Baca Juga: 8 Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari saat Cuaca Panas
Suhu udara di Jawa bagian utara berkisar antara 29-31 derajat Celcius, sedangkan wilayah Bandung sekitar 27-29 derajat Celcius.
"Panas tidak? Sebenarnya panas, tetapi awan-awan masih banyak. Jadi, awan-awan melindungi. Jangan bayangkan Indonesia seperti di Timur Tengah yang tidak ada awan-awan," kata Eddy.
Lebih lanjut, gerak semu matahari saat menuju garis ekuator juga tidak akan memicu gelombang panas.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.