JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi memperkirakan tidak lama lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengundang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk makan malam bersama.
Analisisnya tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (22/2/2024).
Burhanuddin menilai penunjukan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju merupakan langkah gesit Jokowi.
Sebab, berdasarkan hitungannya, tujuh dari sembilan partai politik di parlemen, membentuk dan mengawal kekuatan Jokowi.
“Kalau kita hitung sekarang ada 82 persen partai yang mendukung Presiden Jokowi. Dari sembilan partai di parlemen, tujuh ikut membentuk dan mengawal secara politik kekuatan presiden di parlemen.”
Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran Akui Terima 776 Aduan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
“Dari tujuh itu PDI Perjuangan (PDIP) adalah pemegang kursi terbesar yang bisa jadi mengambil sikap politik yang berbeda dengan Presiden Jokowi,” tambahnya.
Burhanuddin mengatakan, jika PDIP dan partai-partai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 yaitu NasDem, PKB, dan PPP, menjadi oposisi, maka kekuatan politik Jokowi di parlemen menjadi di bawah 50 persen.
“Oleh karenanya, Presiden Jokowi mengambil langkah gesit dengan menarik Partai Demokrat masuk dalam skenario baru koalisi pendukung pemerintah plus mengajak makan malam Surya Paloh,” terangnya.
“Dugaan saya, sebentar lagi Muhaimin Iskandar juga diajak makan malam tuh. Itu dalam rangka rekalkulasi politik pascapilpres,” tambahnya.
Hal itu, lanjut Burhanuddin, harus diantisipasi Jokowi jika usulan hak angket terkait dugaan kecurangan pada Pemilu 2024 benar-benar bergulir dan PDIP mampu menarik partai-partai pendukung 01 dan 03.
“Itu juga akan membahayakan stabilitas politik pemerintahan Jokowi di 8 bulan sisa masa pemerintahannya.”
Baca Juga: ICW Datangi Kantor KPU RI, Minta Data Anggaran Pengadaan Sirekap
“Menurut saya, masuknya Partai Demokrat justru menunjukkan hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden Jokowi yang tidak baik-baik saja, karena kita tahu antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan mempunyai sejarah masa lalu yang tidak harmonis juga,” bebernya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.