JAKARTA, KOMPAS.TV - Kapolri Jenderal Listyo Sigit mempersilakan para pihak yang tidak puas atas hasil Pemilu 2024 berdemonstrasi turun ke jalan. Namun, Listyo Sigit mengingatkan agar tidak anarkis jika menggelar aksi protes tersebut.
"Turun ke jalan boleh. Namun, tentunya dilakukan secara terukur, tidak anarkis dan membahayakan masyarakat dan orang lain," kata Kapolri usai meninjau kesiapan Pasukan Pengamanan Pemilu Operasi Mantap Brata di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Meskipun demikian, ia berharap elemen-elemen masyarakat yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2024 mengarahkan ketidakpuasan melalui jalur resmi, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga: Quick Count Litbang Kompas Data Masuk 50%: Anies 22,82%, Prabowo 59,88%, Ganjar 17,3%
Jenderal Listyo Sigit menekankan bahwa polisi siap melakukan pengamanan jika aksi demonstrasi terkait hasil Pemilu 2024 digelar. Ia menyebut masyarakat yang protes dan melanggar aturan akan ditindak.
"Kita mengantisipasi potensi yang kemudian melakukannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan, TNI-Polri akan mengamankan masyarakat sehingga hal-hal yang akan terjadi pengalaman 2019 kita minimalisir di tahun 2024 ini," kata jenderal polisi bintang empat tersebut dikutip dari Kompas.com.
Pemungutan suara untuk pemilihan presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) telah selesai per pukul 13.00 di tiga zona waktu Indonesia.
Berdasarkan hitung cepat atau quick count Litbang Kompas per Rabu (14/2) pukul 15.32 WIB dengan jumlah suara yang sudah masuk 50 persen, paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran unggul dengan 59,88 persen, disusul paslon 1 Anies-Muhaimin 22,82 persen dan Ganjar-Mahfud 17,3 persen.
Litbang Kompas sendiri melakukan quick count di 2.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sampel di seluruh Indonesia. Sampel ini diambil dengan mempertimbangkan target toleransi kesalahan (margin of error), kemampuan sumber daya yang ada, dan biaya.
Sebanyak 2.000 TPS ini dipilih secara acak dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam negeri. Total populasi 203.056.748 orang pemilih dalam negeri yang memilih di 820.161 TPS di seluruh wilayah Indonesia.
Adapun DPT dari 2.000 TPS sampel Litbang Kompas dalam quick count Pemilu 2024 kini adalah 502.022.
Untuk memastikan keakuratan data, Litbang Kompas menugaskan 2.000 interviewer yang akan mengirimkan foto dan lokasi TPS ke Pusat Data sebelum melakukan tugas pengumpulan data hasil penghitungan suara.
Kemudian, ada 125 konfirmator yang akan bertugas mengawasi keberadaan interviewer dan memeriksa data yang masuk.
Setelah itu, ada 20 validator QC yang akan mengesahkan data yang sudah dikonfirmasi. Data yang valid akan disahkan dan dipublikasikan langsung.
Patut digarisbawahi bahwa hasil hitung cepat Litbang Kompas ini bukanlah hasil resmi pemilu. Hasil resmi pemilu 2024 tetap menunggu perhitungan suara secara manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca Juga: Desain TPS di Dipoyudan Yogyakarta Ini Angkat Persoalan Sampah: Wilayahe Resik, Rezekine Asyik
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.