JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah aktivis, mahasiswa, dan organisasi pemuda mengelar tirakatan di Komunitas Utan Kayu (KUK), Jakarta, pada Senin (12/2/2024) malam, dengan tajuk "Malam Tirakatan untuk Kejujuran dan Keadilan".
Dalam kegiatan tersebut, mereka menyerukan agar warga menggagalkan upaya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyandera demokrasi.
Ekonom Faisal Basri yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyebut bahwa Jokowi merupakan penyebab Indonesia stroke.
Menurut Faisal Basri, Indonesia mengalami stroke sebanyak dua kali. Pertama ketika terjadi peristiwa tahun 1965.
“Menyebabkan pembuluh darah pecah ke otak,” kata dia.
Baca Juga: Pemilih Boleh Cek Surat Suara di Depan KPPS sebelum Masuk ke Bilik
Peristiwa kedua adalah Reformasi 1998, yang menurutnya menyebabkan sel-sel pembuluh darah kian banyak yang rusak yang sebelumnya belum pulih.
“Stroke biasanya maksimum dua kali.”
Faisal menambahkan, saat ini juga terlihat ada gejala stroke yang dahsyat. Penyebab stroke saat ini adalah Jokowi.
“Penyebab stroke ini tunggal, namanya Jokowi. Masih ada kesempatan sehari lagi buat Jokowi insyaf. Yakni ia memerintahkan ASN, tentara, polisi, netral, gak ikut-ikut pemilu. Tapi katanya itu mustahil, kalau memang mustahil maka ia wajib dijatuhkan secepat mungkin,” kata Faisal.
Sementara dosen dari Universitas Negeri Jakarta, juga aktivis 1998, Ubedilah Badrun yang juga hadir dalam kegiatan tersebut, menyebut tindakan presiden, bukan hanya merusak demokrasi, tetapi mendegradasi moral generasi kaum muda.
“Apa terjadi dalam proses pemilu adalah bahwa Joko Widodo telah merusak moral generasi dengan melanggengkan nepotisme secara telanjang dipublik,” ucapnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima redaksi Kompas.TV, Selasa (13/2/2024).
“Dan ini adalah bentuk demoralisasi pada generasi kaum muda. Saya yakin generasi z nanti akan melakukan perlawanan,” kata Ubed.
Baca Juga: Masa Tenang Pemilu, Bawaslu Kota Serang Copot Baliho dengan "Crane"
Dalam kegiatan ini hadir pula penulis Ayu Utami, pendiri Komunitas Utan Kayu Goenawan Mohamad, mantan Komisioner Komisi Pemberantasa Korupsi Erry Riyana Hardjapamekas, pegiat Utan Kayu Heru Hendratmoko.
Acara ini digelar oleh Komunitas Utan Kayu bekerja sama dengan Gerakan Indonesia Kita (GITA) dan Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.