JAKARTA, KOMPAS.TV – Calon presiden (capres) RI nomor urut 2 Prabowo Subianto merupakan sosok paling kapabel dan mau meneruskan program-program Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Pendapat itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Program ROSI, Kompas TV, yang ditayangkan Sabtu (10/2/2024). Luhut menjawab pertanyaan mengenai dirinya yang mulai aktif kembali di bidang politik.
“Saya aktif sebisa saya, saya juga tidak pingin masuk kabinet juga kan, saya sudah bilang juga, saya banyak dikusi mengenai itu, dan sama istri saya juga saya sudah bilang cukup,” kata Luhut.
“Tapi kan untuk memenangkan seseorang, dalam hal ini Pak Prabowo yang menurut saya dia yang paling kapabel, dan dia juga mau meneruskan, malah menggebu-gebu, program Pak Jokowi.”
Baca Juga: Kritik Pemilu 2024, Jaringan Gusdurian Indonesia Tuntut Pesta Demokrasi Tanpa Intervensi!
Jika pemimpin ke depan memulai dengan hal yang baru lagi, lanjut Luhut, ia khawatir dalam satu periode jabatannya, program belum terlaksana.
“Baru mulai jadi empat tahun, dia mulai pemilihan presiden lagi kan, 2029, jadi kapan mau kerjanya? Kita nanti seperti yoyo saja.”
Saat Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi, host ROSI, menanyakan apakah hal itu yang menyebabkan Luhut disebut sebagai jenderal mencla-mencle, Luhut menyebut dirinya tidak pernah mencla-mencle.
Ia mengakui bahwa sejak dulu ia dan Prabowo Subianto memang kerap berseberangan atau memiliki pendapat yang berbeda. Namun untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, keduanya memiliki pandangan yang sama.
“Ndak pernah saya mencla-mencle. Dari dulu saya dengan Prabowo suka ada perbedaan, tapi kami satu hal, masalah NKRI ini kami tidak pernah beda,” tegas Luhut.
Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengakui bahwa tidak ada hal genting yang menyebabkan dirinya turut mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
“Kalau saya lihat sih nggak ada yang genting ya, karena tadi hasil big data kami, saya tadi sebelum datang sama Rosi ini, setengah jam yang lalu saya baru di-brief, karena kami punya big data ini kan grab 150 juta suara ya, percakapan.”
“Kita bikin dari 2014, 2019, itu sangat akurat, bedanya paling nanti dengan quick count mungkin less than one percent,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ditsamapta Polda Kaltim Gelar Simulasi dan Cek Kesiapan Personel
Dirinya turut dalam mendukung Prabowo, lanjut dia, karena ia merasa sebagai bagian dari pemerintahan Presiden RI Jokowi.
“Seperti saya katakan tadi bahwa saya kan bagian dari Pak Jokowi, saya juga bagian dari program-program Pak Jokowi.”
“Saya tidak mau kalau program ini tidak jalan ke depan. Kalau tidak jalan, dan saya tahu itu bisa tidak jalan kalau tidak dilakukan oleh presiden yang ingin juga sepaham dengan kita, ya kasihan negeri ini,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.