JAKARTA, KOMPAS.TV - Tahun Baru China atau Imlek tahun 2574 Kongzili jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024. Tahukah Anda asal-usul kata "Imlek" yang kini digunakan untuk merujuk Tahun Baru China?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Imlek merujuk pada tahun baru China yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun. Perayaan ini erat kaitannya dengan pesta menyambut musim semi.
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, dalam bahasa Mandarin, Imlek dikenal sebagai "Nongli Xinnian" yang berarti "Tahun Baru".
Penggunaan kata "Imlek" lebih umum di kalangan etnis Tionghoa di luar daratan China (overseas Chinese).
Baca Juga: Arti Gong Xi Fa Cai dan Xin Nian Kuai Le, Kalimat Bahasa Mandarin untuk Ucapan Selamat Imlek
Asal usul kata "Imlek" berasal dari dialek Hokkian, di mana "Im" berarti bulan dan "Lek" berarti penanggalan, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai "kalender bulan".
Momen penting menjelang tahun baru dalam perayaan Imlek disebut "Chuxi", yang dapat diterjemahkan sebagai "malam pergantian tahun".
Selain itu, istilah lain untuk Imlek adalah "chunjie", yang memiliki arti "Festival Musim Semi".
Baca Juga: 8 Makanan yang Dipercaya Membawa Keberuntungan saat Perayaan Tahun Baru Imlek
Dilansir Bobo.grid.id, masyarakat China merayakan tahun baru dengan menyebutnya sebagai "chunjie."
Hal ini berkaitan dengan kondisi geografis China yang mengalami empat musim, di mana Tahun Baru Imlek biasanya jatuh pada bulan Februari, yang merupakan akhir dari musim dingin.
Namun, di Indonesia, penggunaan kata "chunjie" kurang sesuai karena Indonesia tidak mengalami musim semi. Oleh karena itu, di Indonesia, perayaan ini lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek.
Istilah "Sincia" juga digunakan untuk merujuk pada perayaan Imlek, selain istilah Imlek itu sendiri.
"Sincia" memiliki asal-usul dari bunyi dialek Hokkian, dan dalam bahasa Mandarin disebut "xin zheng" (dibaca: sin ceng).
Baca Juga: Mimpi Melihat Naga saat Imlek? Tanda Kesuksesan Besar Segera Datang
Istilah "xin zheng" sendiri merupakan singkatan dari "xin zheng yue", yang dapat diartikan sebagai bulan pertama yang baru. Dalam dialek Hokkian, istilah ini dibaca sebagai "sin cia gwe".
Banyak orang Tionghoa menggunakan istilah "Sincia" untuk merujuk pada perayaan Tahun Baru Imlek. Ini bisa terjadi karena adanya variasi dialek dan penyesuaian dengan pengucapan yang lebih umum dalam konteks lokal.
Penggunaan istilah yang lebih mudah diucapkan seperti "Sincia", dapat memudahkan komunikasi dan pemahaman antarbudaya, terutama di lingkungan di mana variasi dialek atau aksen berbeda-beda.
Sumber : KBBI, Indonesia.go.id, Bobo.grid.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.