JAKARTA, KOMPAS.TV – Gerakan yang dilakukan oleh kampus-kampus, baik besar maupun kecil tentu didasari pada data, fakta, dan realita yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Gregorius Sri Nurhartanto, dalam dialog Kompas Petang di KompasTV, Selasa (6/2/2024), menjawab pertanyaan host tentang pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut gerakan para akademisi mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi merupakan skenario pihak tertentu.
Gregorius berpendapat pernyataan itu merupakan statement yang membabi buta.
“Menurut saya,ini udah merupakan statement yang membabi buta, karena tentunya kalau akademisi dari kampus-kampus baik besar, memengah, maupun kecil, sudah mulai bergerak, tentu itu didasari pada fakta, pada data, pada realita, yang terjadi di tengah masyarakat,” bebernya.
“Mosok akademisi dengan mudahnya bisa disetir, bisa diarahkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Saya tidak yakin itu.”
Baca Juga: Guru Besar Berbagai Kampus Ramai-ramai Kritik Jokowi, Bahlil: Ini Skenario, Kita sudah Paham Betul
Gregorius menambahkan, pihaknya dan jaringan eprguruan tinggi Katolik menangkap adanya keresahan masyarakat yang mendasari gerakan-gerakan yang terjadi belakangan ini.
“Kami, terus terang, termasuk jaringan perguruan tinggi katolik di Indonesia, justru menangkap keresahan ini.”
“Ini kok situasinya sudah tidak fair lagi. Maka kalau dituding bahwa kampus diarahkan, ditunggangi pihak tertentu untuk mendukung calon-calon tertentu, ini tudingan yang menurut saya justru tidak berdasar,” tegasnya.
Menurut Gregorius, posisi sebagai seorang guru besar merupakan puncak karier dari akademisi, dan tentunya mereka akan mempertanggungjawabkan semua tindakannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.