JAKARTA, KOMPAS.TV – Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta Gregorius Sri Nurhartanto mengaku mendapatkan pesan melalui aplikasi Whatsapp untuk membuat testimoni tentang kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Gregorius dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (6/2/2024) menjawab pertanyaan host Kompas Petang tentang apakah sebagai rektor dirinya pernah mendapat tekanan.
“Saya belum lama ini baru saja mendapat SMS atau pesan Whatsapp yang meminta saya untuk membuat testimoni tentang kinerja Pak Joko Widodo,” kata Gregorius.
Menurut Gregorius, pihak pengirim pesan tersebut mengaku dari salah satu stasiun televisi swasta. Namun ia tidak mempercayai pengakuan tersebut.
Baca Juga: Cak Imin Respons Pernyataan Mahfud MD Sebut Pimpinan Parpol Seperti Bebek yang Dikendalikan
“Dia mengaku dari salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, namun saya tidak percaya karena biasanya stasiun televisi swasta biasanya hanya sekadar meminta waktu untuk dilakukan wawancara.”
“Maka saya tidak akan merespons hal ini, terus terang,” tuturnya.
Ia juga mengaku bahwa dirinya merasa ada sesuatu yang aneh dari permintaan tersebut, karena perguruan tinggi diminta membuat testimoni tentang kinerja pemerintah.
“Ini saya terima belum lama, dan tentu saja bagi saya ini hal yang aneh. Mosok sih perguruan tinggi sampai diminta untuk membuat testimoni tentang kinerja pemerintahan sekarang ini.”
Saat ditanya mengenai spesifik permintaan testimoni tersebut, Gregorius menegaskan bahwa permintaan testimoni itu tentang kinerja pemerintah.
Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengaku menerima laporan adanya semacam operasi untuk menekan para rektor yang belum menyatakan sikap.
Hal itu muncul seiring dengan gelombang pernyataan sikap dan seruan moral sejumlah sivitas akademika dari berbagai kampus di Indonesia.
"Saya dapat laporan ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor lain yang belum menyatakan sikap dan akan membuat deklarasi untuk kebaikan bangsa untuk membangun demokrasi yang bermartabat," ujar Mahfud MD di acara "Tabrak Prof" di Koat Kopi Seturan, Sleman, Senin (5/02/2024).
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Ketua KPU Harus Diberhentikan Jika Kembali Melakukan Pelanggaran
Meski ada tekanan, lanjut Mahfud, kampus tidak takut dengan tekanan semacam itu.
"Adanya intervensi nanti saya tunjukan, bahwa itu mungkin saja terjadi.”
“Tapi kalau mengatakan perguruan tinggi takut karena ada tekanan itu tidak juga. Karena sampai sore ini sudah 59 perguruan tinggi yang terus mengalir," katanya, dikutip Kompas.com.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.