JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman, menanggapi pernyataan juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Michael Sianipar, yang menyebut pasangan capres-cawapres nomor urut 2 mengalami krisis etika dan moral.
“Michael tadi menyebut-nyebut 02 dikaitkan dengan etika. Ini kan sebuah tuduhan, fitnah,” tegas Habiburokhman dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Selasa (6/2/2024).
Sebelumnya dalam dialog yang sama, Michael menyebutkan pembeda antara Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran meski sama-sama menggaungkan keberlanjutan program pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Kalau dengan 02, yang kami tekankan adalah bahwa sekarang ada kondisi di mana ada krisis etika dan moralitas, itu sangat penting,” ucapnya.
Baca Juga: TPN Sebut Ganjar-Mahfud Beda dengan Prabowo-Gibran: Kalau 02 Ada Krisis Etika dan Moral
Habiburokhman juga menanggapi pernyataan Michael soal guru-guru besar dari 40 universitas terkemuka di Indonesia yang menyampaikan sikap soal etika pada Pilpres 2024.
Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan kroscek, dan menemukan, para guru besar itu "hanya segelintir" dan "partisan."
“Bung Michael (menyebut) ada 40 perguruan tinggi sivitas akademika (yang mengkritik soal etika dan moralitas). Kita cek satu demi satu, apakah frekuensinya sama, menurut saya tidak kok, hanya segelintir saja yang memang partisan,” ujar Habiburokhman.
“Saya tahu orang per orang, yang tampil kan berhubungan erat dengan kami selama saya di Komisi 3 (DPR RI). Saya tahu kok stempelnya di kepala masing-masing. Itu politisi partisan nyamar seolah netral, kita tahu.”
Selain itu, Habiburokhman menilai respons yang disampaikan sejumlah guru besar baru-baru ini terkait Pilpres 2024, tidak murni.
“Kalau kita ke 98 ya, 98 itu dosen, guru besar turun setelah gerakan mahasiswa membesar, karena yang genuine (murni) itu gerakan mahasiswa. Kalau dosen, guru besar saya pikir tidak genuine."
"Yang paling genuine itu adalah kalau di kampus, gerakan mahasiswa. Grassroot-nya, rakyatnya kampus itu gerakan mahasiswa,” jelas Habiburokhman.
Ia menuding pihak-pihak yang "partisan" tadi hanya mengatasnamakan kampus.
“Kami dapat dukung di mana-mana dari mahasiswa, sementara sebaliknya partisan-partisan tadi, sekelompok mengatasnamakan kampus, mengeklaimnya, lalu menyampaikan fakta yang manipulatif. Tetapi dari 40 juga bervariasi. Intinya, menginginkan pemilu damai, pemilu berjalan sesuai aturan, itu juga menjadi keinginan kami.”
Baca Juga: Gerindra: Putusan DKPP untuk KPU Menegaskan Prabowo-Gibran Tidak Langgar Etika
Sebelumnya, Michael juga mengatakan dugaan adanya krisis etika dan moralitas yang dialamatkan kepada pihak Prabowo-Gibran, bukan sekadar isu.
Faktanya, sambung dia, ada sejumlah guru besar dari puluhan universitas ternama yang menyuarakan tentang etika dan moralitas di Pilpres 2024.
“Menurut kami, ini bukan goreng-menggoreng isu. Faktanya, guru-guru besar dari 40 kampus ternama se-Indonesia sudah menyuarakan keresahan. Pasti ada dasarnya dong. Saya yakin dengan integritas mereka dan posisi mereka sebagai akademisi yang melihat secara obyektif,” ucap Michael.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.