“Tidak etis, kasihan pada yang berjuang mati-matian enggak kebagian, masa dikasih saya yang memang dulu tidak berjuang untuk itu.”
Mendapati penolakan tersebut, Mahfud mengatakan bahwa Luhut kemudian sempat menawarkannya jabatan sebagai komisaris di perusahaan. Namun, lagi-lagi Mahfud MD menolak tawaran Luhut tersebut.
Kepada Luhut, Mahfud mengatakan bahwa dirinya masih cukup mempunyai tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pak Mahfud apa sekarang penghasilannya? Masuk ke komisaris ya, saya carikan,” kata Mahfud mengenang ucapan Luhut.
“Enggak, saya bilang, saya cukup. Saya guru besar, saya mengajar di mana-mana dan saya masih punya tabungan.”
Baca Juga: Mahfud Sebut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye Timbulkan Kontroversi Baru di Kalangan Akademisi
Namun demikian, Mahfud mengaku tetap bersedia membantu pemerintahan Jokowi. Akhirnya, pada pertengahan 2018, Mahfud bersedia gabung ke pemerintahan Jokowi setelah ditunjuk menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Saya bilang, ‘Tapi nanti saya bantu-bantu dululah agar periode kedua saya bisa masuk’,” kata Mahfud.
“Periode berikutnya saya malah masuk nominasi cawapres, tapi kemudian jadi Menko Polhukam.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.