JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Jaleswari Pramodhawardani mendadak ramai dibicarakan lantaran keputusannya mundur dari posisi Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Politik, Hukum Keamanan dan HAM terhitung mulai hari ini, Kamis (1/2/2024).
Mundurnya Jaleswari secara tak langsung bersamaan dengan mundurnya juga Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) yang menurut rencana surat pengunduran dirinya akan diserahkan langsung ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi sore ini.
Jaleswari Pramodhawardani menegaskan dan menyampaikan permohonan pengunduran dirinya kepada Presiden Jokowi melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Baca Juga: Jaleswari soal RUU TPKS: Presiden Kosisten dan Komitmen Terhadap Isu Kekerasan Seksual
Keputusan Jaleswari Pramodhawardani berpisah dengan Istana karena faktor etika dan pilihan politik pribadinya.
"Saya menyadari penuh bahwa saya perlu menghindari situasi dimana saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden maupun lembaga kepresidenan secara umum dikarenakan pilihan politik pribadi saya," ujar Jaleswari, Rabu (31/2/2024), dikutip dari Antara.
"Semoga Indonesia terus bergerak ke arah yang lebih baik dan senantiasa diterangi jalannya oleh Allah SWT," pungkas Jaleswari.
Adapun Jaleswari yang merupakan seorang pakar HAM dan militer ini juga menjadi penasihat senior Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45), sebuah lembaga kajian yang fokus pada perkembangan global yang berdampak strategis dan bersifat disruptif terhadap kemajuan dan stabilitas Indonesia.
Dikutip dari laman lab45.id, lembaga ini juga bekerja untuk membantu para pemangku kebijakan dalam mendorong proses transformasi Indonesia menuju negara maju pada 2045.
Perempuan kelahiran Surabaya, 11 Agustus 1964 ini meraih gelar sarjana strata satu dari FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Sedangkan gelar S2 diperoleh dari Pusat Studi Kajian ilmu Wanita UI. Sementara gelar master diraihnya dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global di Universitas Indonesia.
Bidang kepakaran Jaleswari ialah hak asasi manusia (HAM), kesetaraan gender, dan reformasi militer.
Baca Juga: Sore Ini, Presiden Jokowi Sebut Akan Bertemu Mahfud MD
Jaleswari Pramodhawardani meniti karier risetnya sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia juga mendirikan Local Government Studies (Logos).
Jaleswari juga merupakan sosok yang fokus dalam menyelesaikan konflik di Papua. Ia juga berulang kali berbicara mengenai akar permasalahan konflik di Papua. Seiring perjalanannya, Jaleswari lantas menyadari adanya celah untuk mengakhiri konflik di Papua.
Dua periode di KSP Di pemerintahan, Jaleswari Pramodhawardani tercatat bergabung di Istana selama dua periode. Ia pertama bergabung pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2014 dengan menjadi Staf Khusus Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.