JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, menyayangkan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Jazilul menyatakan warga nahdliyin yang tak memilih pemimpin dari Nahdlatul Ulama atau NU, sedang "korslet".
Menurut Nusron, pernyataan Jazilul tersebut terkesan menganggap dirinya lebih mulia daripada para kiai dan pendiri NU.
Baca Juga: PKB Sempat Setuju di DPR, Kini Cak Imin Janji Revisi Omnibus Law UU Cipta Kerja
"Pak Jazil dari PKB merasa dirinya lebih mulia dari para kiai dan pendiri NU. Termasuk kiai-kiai NU kampung, yang hari ini tidak mendukung pemimpin yang diusung oleh Pak Jazil," kata Nusron kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).
Politikus Partai Golkar itu mengaku tak masalah bila dinilai korslet oleh seorang Jazilul.
"Engak apa-apa. Kita ikut korslet enggak apa-apa. Yang penting kita ikut dengan Habib Luthfi dan kiai-kiai sepuh. Biar NU dipek (dimiliki) sama Pak Jazil sendiri," katanya.
Nusron mengimbau para politikus tak mengeklaim diri sebagai pihak yang paling NU ketika memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Sebenarnya saya juga heran, bahkan Bu Khofifah (Khofifah Indar Parawansa) yang NU tulen saja dipertanyakan oleh mereka."
"Sekali lagi, hakikat NU adalah jam'iyah ijtimaiyyah diniyyah (organisasi sosial keagamaan) yang bersifat inklusif, bukan eksklusif. Jadi tidak ada yang boleh klaim paling NU. Lagian Pak Prabowo dan Mas Gibran juga warga NU," katanya.
Sebelumnya, Jazilul menyebut warga nahdliyin yang tak memilih pemimpin yang berasal dari NU, sedang mengalami "korslet".
Seperti diketahui, PKB bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mengusung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.
"Kita pastikan visi misi AMIN adalah untuk kemakmuran Indonesia. Kalau ada warga NU tidak memilih pemimpin dari NU, menurut saya, korslet," kata Jazilul di Badung, Bali, Jumat (26/1/2024).
Dia mengatakan pasangan AMIN adalah simbol pemersatu masyarakat Indonesia. Sebab, keduanya berkomitmen untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi negara.
"Kita punya pemimpin yang jelas ilmunya, agamanya, memiliki niat yang baik. Itu pasangan nomor 1. Saya yakin Gus Imin, kita jadikan beliau sebagai simbol pemersatu," ujarnya.
Baca Juga: Tim Pakar Amin: Warisan Buruk Jika Presiden Kampanye
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.