TEGAL, KOMPAS.TV - Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 3 Ganjar Pranowo menerima keluhan dari pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ma'hadut Tholabah, Tegal, Jawa Tengah, tentang jam belajar siswa dari pagi hingga sore.
Keluha itu diterima Ganjar di sela-sela kegiatan kampanye di Tegal, Kamis (11/1/2024) pagi tadi, dari pengasuh Ponpes Ma'hadut Tholabah KH Nasihun Isa Mufti.
Nasihun mengeluhkan kebijakan sekolah sehari penuh dari pagi hingga sore selama lima hari dalam sepekan.
Baca Juga: Kata Capres Ganjar soal PPATK Temukan Aliran Dana dari Asing ke Bendahara 21 Parpol
"Jadi pendidikan lima hari sekolah sangat memberatkan wali murid, karena harus belajar sampai sore,” tuturnya, dikutip Kompas.com.
“Para wali murid ingin anaknya setelah sekolah bisa belajar agama,” imbuh Nasihun melalui keterangan tertulis.
Nasihun menambahkan, wali murid berpendapat kebijakan itu berpotensi mengganggu pengajaran pendidikan karakter dan pendidikan keagamaan.
Sebab, kata dia, biasanya pendidikan karakter dan keagamaan diperoleh dari madrasah diniyah pada sore hari seusai mengikuti sekolah umum.
"Mohon kebijakan lima hari sekolah dihilangkan agar anak-anak bisa mengecap pendidikan agama pada sore hari,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Ganjar menyebut akan mencatat masukan tersebut. Ia juga berpendapat bahwa kebijakan sekolah selama seharian tidak bisa diterapkan di semua daerah.
“Boleh kok, kalau mereka memang belum bisa melaksanakan itu, memang kalau di kota rata-rata memungkinkan,” ujar Ganjar.
Baca Juga: Anies Tegaskan Tidak Hapus Bansos jika Terpilih: Justru Jumlahnya Ditingkatkan
“Kalau di desa, ada persoalan terkait transportasi. Di sisi lain, tradisi di pondok itu kan ngaji. Itu saja waktu yang dibagi, boleh saja sih,” katanya lagi.
Menurut Ganjar, usulan tersebut patut dipertimbangkan, agar anak-anak tetap dapat mengikuti kegiatan keagamaan pada sore hari.
Sumber : Kompas.com, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.