JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo atau Jokowi dinilai tunjukkan sikap jika hubungan politiknya dengan PDI Perjuangan (PDI-P) sudah wassalam dan talak tiga atau tidak bisa rujuk lagi.
Hal tersebut tercermin dari pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Selasa (9/1/2024).
“Yang ingin saya katakan ada dalam konteks pertemuan Prabowo dengan Pak Jokowi bukan hanya bicara tentang dukungan yang semakin tebal, tapi ini sekaligus menebalkan satu keyakinan bahwa Jokowi dan PDIP PDIP dan Jokowi dalam hal ini sudah wasalam hubungan politiknya,” ucap Adi.
Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran soal Jokowi Bertemu Sejumlah Ketum Parpol: Yang Penting Tidak Langgar Konstitusi
“Saya menyebutnya ini sudah seperti orang yang talak 3 meski tidak diucapkan gitu ya.”
Adi Prayitno kemudian menyampaikan setidaknya ada 3 indikasi yang membuatnya berpendapat hubungan Jokowi dengan PDI-P sudah berakhir.
“Pertama, Jokowi ini pilihan politiknya di 2024 sudah berbeda dengan PDI-P. Di PDI-P rasa-rasanya tak ada kader yang tidak tegak lurus terhadap keputusan partainya, gimana PDI-P memutuskan Ganjar menjadi calon presiden tapi kemudian Pak Jokowi merestui Gibran untuk maju berdampingan dengan Prabowo,” jelasnya.
“Yang kedua dalam deklarasi Ganjar dan Mahfud, Pak Jokowi tidak hadir, besok kalau dalam hari ulang tahun juga PDI-P Pak Jokowi tidak hadir, ini tiga indikasi yang jelas betapa memang dalam momen sakral, momen penting PDI-P dan Jokowi, Jokowi dan PDI-P, kata anak muda sekarang Jokowi PDI-P, PDI-P dan Jokowi sudah end.”
Baca Juga: Jokowi Kumpulkan Menteri, Minta Waspada soal Dinamika Geopolitik, Pemilu, hingga Pangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.