BEKASI, KOMPAS.TV - Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyebut pembangunan seharusnya bukan hanya fisik semata, tetapi juga jiwa karena itu adalah perintah pendiri bangsa.
Pernyataan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar tersebut disampaikan saat menghadiri Silaturahmi Majelis Taklim se-Kabupaten Bekasi, Senin (18/12/2023).
Dalam pidatonya, Cak Imin menyebut dirinya lahir dan besar di lingkungan para guru mengaji dan guru agama.
“Saya ini anaknya guru ngaji, lahir dan dibesarkan di lingkungan guru-guru agama,” tuturnya dikutip dari video Kompas TV.
Baca Juga: Kesiapan Muhaimin, Gibran dan Mahfud MD Hadapi Debat pada 22 Desember Mendatang
“Tahu persis pentingnya guru-guru majelis taklim, pentingnya guru-guru agama untuk melahirkan generasi yang berakhlakuk karimah.”
Oleh sebab itu, lanjut Cak Imin, ia paham bahwa negara yang maju bukan hanya yang membangun istana presiden dengan megah.
“Pembangunan negara yang maju itu bukan hanya istana presidennya megah, bukan hanya mal-malnya bertingkat, bukan hanya bangunannya tinggi.”
“Itu perlu. Tapi yang lebih perlu adalah generasi yang berakhlakukl karimah,” tambahnya.
Pembangunan, lanjut dia, bukan hanya tentang fisik tetapi ada yang ebih penting, yakni membangun jiwa, sesuai perintah agama dan pendiri bangsa.
Baca Juga: Muhaimin Janji Dorong Penyerapan Tenaga Kerja di Pertanian Hingga Perlindungan TKI di Arab Saudi
“Pembangunan itu bukan hanya fisiknya, yang penting jiwanya. Ini bukan hanya perintah agama tapi perintah para pendiri bangsa. Lagu kebangsaan kita, bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.”
Jiwa dulu baru raga. Karena itu pemerintah harus kita luruskan, harus istiqomah sesuai perintah pendiri bangsa, bangunlah jiwanya bangunlah raganya,” tuturnya.
Menurut Muhaimin, saat ini banyak orang yang mengalami gangguan mental, termasuk anak-anak muda.
“Sekarang lebih parah lagi, anak-anak muda banyak yang terganggu, namanya bukan sakit jiwa, gangguan mental,” kata dia.
“Ganguan mental itu apa? Mudah stress, mudah ngamukan, mudah frutasi, tidak optimis, tidak yakin terhadap masa depan. Ada masalah dikit mlungker, tidak keluar kamar.”
Penyebab dari gangguan mental tersebut, lanjut Muhaimin, adalah karena kelemahan jiwa dan tantangan yang berat.
"Itu karena apa? Lemah jiwanya, berat tantangannya. Oleh karena itu wajib hukumnya negara membangun jiwanya,"ujar mantan Ketua PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.