JAKARTA, KOMPAS.TV - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo merespons hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan adanya kenaikan undecided voter atau pemilih belum menentukan pilihan di Pemilu 2024.
Ganjar menyatakan bahwa tingginya jumlah undecided voter menjadi cambuk baginya untuk lebih gencar turun dan meyakinkan masyarakat.
"Kami jadikan sebagai refleksi, dan harus turun ke rakyat untuk berbicara dengan rakyat lebih detail lagi. Itu mencambukkan," kata Ganjar di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023).
Ia pun mengajak tim pemenangannya untuk tak perlu panik dengan hasil survei yang menunjukkan kenaikan jumlah undecided voter.
Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu pun mengaku menerima seluruh hasil suvei terkait Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yang ada saat ini.
"Jadi kami terima saja dari seluruh polling yang ada dan pasti nanti akan ada polling-poling yang lain untuk bisa membandingkan," ujarnya, dilansir dari Antara.
Baca Juga: Pakar Komunikasi Politik UGM Sebut Debat Capres Sangat Pengaruhi Pemilih Bimbang
Sebelumnya, survei Litbang Kompas pada 29 November - 4 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada sebanyak 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihan mereka.
Persentase responden yang belum menentukan pilihan tersebut lebih besar daripada elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md (15,3 persen) maupun Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen).
Di sisi lain, elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebesar 39,3 persen.
Menurut pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad, debat capres sangat memengaruhi undecided voter.
Orang-orang yang belum menentukan pilihan di Pilpres 2024 itu, kata Nyarwi, akan memperhatikan debat capres.
"Artinya, kondisi ini debat ngaruh sekali, besar sekali, menjadi perhatian pemilih," kata Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga: Sentil Prabowo, Panelis Debat Capres Tegaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat Bukan Isu 5 Tahunan
Nyarwi mencermati, efek debat hanya berpengaruh kecil bagi pemilih yang sudah memiliki pilihan tetap kepada salah satu pasangan capres-cawapres.
"Itu kalau kondisi pemilih mereka sudah memiliki pilihan tetap kepada pasangan capres-cawapres. Atau yang kedua, kondisi pemilih fluktuasinya tidak berubah-ubah atau cukup stabil," jelasnya.
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.