Survei Litbang Kompas Elektabilitas Capres: Prabowo 39,7 Persen, Ganjar 18 Persen, Anies 17,4 Persen

JAKARTA, KOMPAS.TV - Survei Libang Kompas pada Desember 2023 ini menunjukkan calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto meraih elektabilitas tertinggi.

Dikutip dari Harian Kompas, Ketua Umum Gerindra tersebut mendapatkan 39,7 persen suara responden.

Sementara itu, elektabilitas Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo meraih 18 persen. Kemudian tingkat elektoral capres nomor urut 1 Anies Baswedan  tercatat 17,4 persen.

Pada survei tersebut, Prabowo mengalami peningkatan ketimbang survei pada Agustus lalu.

Adapun dalam jajak pendapat bulan itu, elektabilitas Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut berada di angka 31,3 persen.

Sementara itu, baik Ganjar maupun Anies justru mengalami penururan jika dibandingkan survei Agustus 2023.

Pada survei Agustus 2023 lalu, tingkat elektoral mantan Gubernur Jawa Tengah itu ada di urutan pertama dengan raihan 34,1 persen. Sementara Anies memiliki elektabilitas 19,2 persen.

"Jarak keterpilihan antara Anies dan Prabowo yang semula 12,1 persen (Agustus 2023) sekarang menjadi 22,3 persen," tulis Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, yang dikutip dari Harian Kompas, Senin (11/12/2023).

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3%, Anies-Muhaimin 16,7%, Ganjar-Mahfud 15,3%

"Sementara Ganjar yang sebelumnya unggul tipis atas Prabowo dengan selisih 2,8 persen sekarang posisinya terbalik, lebih unggul Prabowo dengan jarak keterpilihan mencapai 21,7 persen," sambungnya.

Sedangkan untuk jarak Ganjar dengan Anies, lanjut dia, makin tipis. Di mana sebelumnya, Ganjar unggul dengan jarak 14,9 persen atas Anies sekarang menyempit menjadi 0,6 persen. 

Bambang pun menyebut melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih PDI-P dan pemilih Jokowi. 

Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan secara tatap muka pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden.

Adapun responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. 

Metode tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Baca Juga: Istana Minta Cek Lembaga Survei usai BEM KM UGM Kritik Presiden Jokowi Jadi Alumnus Paling Memalukan