JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK akhirnya memutuskan tidak memberi bantuan hukum kepada Firli Bahuri yang terjerat kasus dugaan korupsi.
Diketahui, Firli Bahuri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), gratifikasi, dan suap.
Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri mengatakan, keputusan tidak memberikan bantuan hukum kepada Firli Bahuri diambil berdasarkan hasil rapat yang digelar oleh pimpinan dan pejabat struktural lembaga antirasuah.
Baca Juga: KPK Resmi Tahan Budi Santika, Tersangka Baru Kasus Korupsi Proyek Bandung Smart City
“Dari hasil pembahasan, pimpinan KPK sepakat untuk tidak memberikan bantuan hukum terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi yang sedang berproses di Polda Metro Jaya,” kata Ali dalam konferensi persnya di Gedung KPK, Jakarta, pada Selasa (28/11/2023).
Ali menerangkan, dasar hukum untuk tidak memberikan bantuan hukum kepada Firli merujuk pada Peraturan Pemerintah terkait dengan Hak, Keuangan, Kedudukan, Protokol dan Perlindungan Keamanan Pimpinan KPK.
Dalam ketentuan itu, kata dia, disebutkan bahwa bantuan hukum dan keamanan dapat diberikan kepada pimpinan selama terkait pelaksanaan tugas dan wewenang KPK.
“Rapat pimpinan membahasnya dan berkesimpulan bahwa dugaan tindak pidana yang sedang berproses di Polda Metro Jaya tidak sesuai dengan ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah dimaksud, sehingga KPK tidak memberikan bantuan,” tutur Ali.
Ketua KPK sementara, Nawawi Pomolango, sebelumnya menyampaikan, pihaknya belum dapat memutuskan memberi bantuan hukum kepada Firli Bahuri atau tidak.
Baca Juga: Selain Pengadaan Sapi, KPK Selidiki Dugaan Korupsi Holtikultura di Kementerian Pertanian
Sebab, kata dia, KPK memiliki banyak pertimbangan karena lembaga tersebut memegang komitmen tidak mentoleransi perbuatan korupsi.
“Kami mempertimbangkan banyak hal karena kita punya komitmen lembaga ini adalah lembaga yang harus zero tolerance (tidak mentoleransi) daripada isu korupsi,” kata Nawawi dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (27/11/2023).
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi memberhentikan sementara Firli Bahuri dari jabatannya sebagai Ketua KPK.
Sebagai pengganti Firli Bahuri, Jokowi kemudian menunjuk Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK sementara.
Penunjukan itu ditandai dengan penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116 tanggal 24 November 2023.
Baca Juga: Ketika Pimpinan KPK Mengaku Kaget Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
Adapun Firli diduga memeras mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) atau menerima gratifikasi atau penerimaan hadiah/janji.
Perkara tersebut saat ini masih diusut oleh Polda Metro Jaya dan sudah naik ke tahap penyidikan pada 6 Oktober 2023 lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.