JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman, menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri ihwal penguasa saat ini ingin melanggengkan kekuasaan seperti era orde baru.
Ia pun menyoroti beredarnya pakta integritas Penjabat (Pj) Bupati Sorong Yan Piet Mosso yang diduga salah satu poinnya ialah mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024.
"Belakangan ini banyak warga mempertanyakan soal pakta integritas Pj bupati di Sorong, dugaan ketidaknetralan pj bupati lainnya dan banyak lagi," kata Habiburokhman kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga: Saat Megawati Sebut Pihak Berkuasa saat Ini Hendak Bertindak seperti Orde Baru: Ibu Sudah Jengkel...
Menurut dia, kekuasaan politik adalah amanah dari rakyat yang harus diraih dengan cara cara yang terhormat.
"Jangan karena takut kehilangan kekuasaan atau takut tidak berkuasa lagi kita melakukan hal-hal yang melanggar prinsip-prinsip demokrasi," ujarnya.
Meski begitu, ia menghormati Megawati dan menyambut positif pidato tersebut.
"Secara umum itu nasehat beliau sebagai tokoh bangsa kepada kita semua."
Yang kami tangkap inti pesan beliau adalah agar siapa pun yang sedang memegang kekuasaan tidak bertindak sewenang-wenang dan tidak memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan politik kelompoknya," katanya.
Sebelumnya, Megawati menilai pihak yang baru berkuasa saat ini mau bertindak seperti zaman orde baru atau orba.
Hal itu disampaikan Megawati dalam Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Dalam pidatonya, Megawati mempertanyakan apakah boleh menekan rakyat atau memberikan sesuatu tanpa melalui aturan yang berlaku.
“Kamu mesti lihat perundangan ya. Kamu sebagai apa? Bolehkah kamu menekan rakyatmu? Bolehkah kamu memberikan apa pun juga kepada rakyatmu? Hah? Tanpa melalui perundangan yang ada di Republik Indonesia ini,” ucap Megawati, dikutip dari video Kompas.TV.
"Lalu, keluarganya itu apa sama sih? Nggak deh. Sori ya, umpamanya polisi, emangnya keluarganya polisi juga? Ya enggaklah. Makan bakso juga, makan mi juga.”
Megawati mengaku sebetulnya ia tidak boleh mengucapkan hal semacam itu, tetapi ia melakukannya karena sudah jengkel.
“Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi ibu udah jengkel, tahu nggak.”
Baca Juga: Megawati ke Kader PDI-P: Jangan Golput, Jangan Tidak Memilih
“Kenapa? Republik ini penuh dengan pengorbanan, dan tahu tidak kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman orde baru,” lanjut Megawati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.