JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai bahwa koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan kurang koordinasi dan tertekan jelang Pemilu 2024. Koalisi pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu disebutnya masih belum bisa mengimbangi narasi perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan narasi keberlanjutan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Agung menyebut hal tersebut ditunjukkan oleh pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang ingin membuka komunikasi dengan tim Anies-Baswedan karena merasakan "tekanan." Agung menilai mesin partai pengusung Ganjar-Mahfud belum optimal sehingga terjadi penurunan elektabilitas.
"Penurunan elektabilitas secara signifikan karena belum optimalnya mesin politik partai dalam menciptakan narasi baru di tengah wacana perubahan yang digaungkan Anies-Muhaimin dan keberlanjutan yang dibawa Prabowo-Gibran," kata Agung, Minggu (26/11/2023).
Baca Juga: Anies Tanggapi Janji PKS Ibu Kota Negara Tetap di Jakarta jika Menang Pemilu
Agung pun menyebut kurangnya koordinasi pengusung Ganjar-Mahfud ditunjukkan pernyataan bertentangan yang dilontarkan Ganjar dan Mahfud belakangan ini. Pasangan capres-cawapres itu sempat memberi pernyataan bertentangan terkait penegakan hukum di era Presiden Joko Widodo.
"Mengemuka disharmoni dan miskoordinasi duet Ganjar-Mahfud saat merespon isu-isu aktual soal hukum," kata Agung sebagaimana dikutip Kompas.com.
"Misalnya ketika Ganjar memberikan penilaian skor 5 di bidang hukum yang notabene Menteri Hukum dan HAM berasal dari kader PDI-P dan cawapresnya adalah seorang Menko Polhukam," lanjutnya.
Sebelumnya, Hasto mengaku pihaknya menjalin komunikasi dengan tim Anies-Muhaimin karena paslon dari Koalisi Perubahan itu "merasakan tekanan yang sama." Namun, Muhaimin Iskandar menegaskan komunikasi seperti demikian belum terjalin.
"Pokoknya sebagai sesama jangan memutus silaturahmi kepada semua kandidat, jangan memutus silaturahmi, jangan memutus tali persahabatan," kata Cak Imin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 19 November lalu.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali pun kemudian mengkritik PDIP soal tekanan tersebut. Ali menyebut partai berlambang banteng itu seharusnya "tidak cengeng" menghadapi tekanan jelang Pemilu 2024.
"Koalisi Perubahan itu tidak akan pernah membangun koalisi yang semangatnya kemarahan dan kebencian," kata Ali, 21 November.
Baca Juga: Usai Dengar Aspirasi Warga Dayak di Pontianak, Ganjar Bahas tentang Pemekaran
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.