JAKARTA, KOMPAS.TV - Persoalan sampah bukan hanya soal penumpukan, melainkan juga masalah mikroplastik dan emisi gas rumah kaca. Mengatasi sampah membutuhkan solusi inovatif dari berbagai perspektif.
Sejak 2022, riset Litbang Kompas dan Net Zero Waste juga telah meluncurkan laporan riset bertajuk Potret Sampah Enam Kota, yakni di Medan, Samarinda, Makassar, Denpasar, Surabaya, dan DKI Jakarta. Audit investigasi sampah plastik mencakup pengumpulan, pemilahan, dan investigasi sampah, dari 17 sampel di TPS dan TPA.
Hasilnya, teridentifikasi 1.930.495 sampah plastik, yang terbagi dalam 635 varian sampah produk konsumen berbagai merek. Survei persepsi publik juga dilakukan di enam kota, tentang bagaimana masyarakat melihat tentang pengolahan sampah.
Menurut hasil riset, Net Zero Waste Management Consortium menyatakan, pengelolaan sampah masih sebatas pada pengelolaan fisik, dan belum berimbang pada pembangunan participatory, yang berorientasi pencegahan dan pengurangan.
Baca Juga: Kurangi Sampah Dengan Maggotisasi
Seperti yang diketahui, belasan juta ton sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2022 mencatat jumlah timbunan sampah nasional dari 309 kabupaten dan kota se-Indonesia mencapai 35,9 juta ton.
“Salah satu cara mengatasi sampah adalah dengan melibatkan penggunaan bahan organik, seperti singkong atau oxium, untuk membuat kantong belanja yang ramah lingkungan,” ujar Dewan Komisaris Greenhope Diaz Hendropriyono, dalam Eco Soulmate Gathering bertajuk Champion for Sustainable Future di Jakarta, Sabtu (25/11/2023).
Pendekatan ini tidak hanya mengatasi akumulasi sampah, tetapi juga menangani permasalahan mikroplastik dengan memastikan keberlanjutan lingkungan. Inovasi selanjutnya diarahkan pada dua aspek kritis sampah.
Pertama, mengurangi penumpukan sampah dengan memastikan terdegradasi. Kedua, mengatasi permasalahan mikroplastik dengan memastikan bahwa produk-produk tidak meninggalkan jejak mikroplastik.
“Yang tidak kalah penting kolaborasi dalam memecahkan masalah pelik global warming,” ucapnya.
Baca Juga: Coldplay Sumbang Kapal Pembersih Sampah “Neon Moon II”, akan Beroperasi di Sungai Cisadane
Fokus ini bertujuan untuk mencapai target penurunan emisi hingga 89 persen pada 2030 dan untuk menciptakan dunia yang tidak mengalami peningkatan suhu lebih dari 1,5 derajat atau 2 derajat Celsius pada 2100.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.