JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Hanta Yuda berpendapat ada tiga ancaman yang mungkin akan dialami oleh pasangan bakal calon presiden-bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Hanta Yuda menyampaikan analisisisnya tersebut dalam dialog Kompas Petang, KompasTV, Rabu (25/10/2023), menjawab pertanyaan apakah isu politik dinasti akan berpengaruh pada persepsi publik.
“Ya, nanti isu akan muncul banyak sekali,” kata Hanta.
“Salah satu isu yang berpotensi menjadi amunisi poitik bagi lawan pasangan Prabowo-Gibran, dengan kata lain menjadi potensi yang bisa “mengancam” mekipun belum tentu, menggerus suara Prabowo-Gibran adalah isu-isu negatif yang mereka harus hadapi.”
Ia kemudian merinci satu persatu ancaman yang mungkin mendera pasangan Prabowo-Gibran, termasuk pemilih Prabowo yang tidak menyukai Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Juga: Apa Maksud Singgungan Kaesang Pangarep kepada Relawan Jokowi saat Deklarasi PSI Dukung Prabowo?
“Satu, ada potensi pemilih Prabowo-Gibran itu di beberapa basis Prabowo 2019 lalu yang masih setia, misalnya Jawa Barat, sebagian bear Sumatera, misalnya, mereka ini kan terindikasi tidak terlalu “menyukai” Pak Jokowi atau tidak mengapresiasi kinerja Pak Jokowi.”
“Misalnya mereka kecewa kemudian mengoreksi kekecewaan itu karena Gibran menjadi wakil Pak Prabowo semakin lengket dengan Pak Jokowi, ada potensi tergerus, Nah, ancaman ini harus dihadapi,” bebernya.
Kedua, lanjut Hanta Yuda dari Poltracking Indonesia ini, adalah dari sisi relasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
“Kedua adalah dari sisi relasi dengan PDI Perjuangan, ketegangan politik dan seterusnya, dengan koalisi-koalisi yang kontra Jokowi terkonsolidasi ini juga menjadi poteni yang harus dihadapi.”
“Ketiga, ada potensi isu yang bisa mengancam pasangan Prabowo Gibran kalau mereka tidak ada mitigasi politik,” teganya.
Ancaman itu termasuk isu-isu mengenai politik dinasti.
“Yaitu isu-isu politik dinasti, termasuk soal pengalaman politik, rekam jejak, kompetensi, dan sebagainya, terutama politik dinasti.”
“Kalau eskalasi isunya tinggi, kemudian semakin masif, semakin menyebar tingkat pengetahuan publiknya, itu semakin mengganggu meskipun relatif yang diuntungkan adalah Anies Baswedan,” tambahnya.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Tes Kesehatan di RSPAD Gatot Subroto Besok, 26 Oktober 2023
Jika hal itu terjadi, kata dia, maka citra Jokowi sebagai presiden juga bakal terganggu.
“Kalau citra Pak Jokowi terganggu, maka tingkat kepuasan terhadap Pak jokowi tergeerus. Kalau tingkat kepuasan kepada Pak Jokowi tergerus, berpengaruh secara langung maupun tidak langsung kepada pasangan Prabowo-Gibran.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.