JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD resmi diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo oleh 4 partai politik.
Antara lain, PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Dalam pengumuman, Mahfud MD kemudian menyampaikan pidato pertamanya sebagai bakal cawapres untuk Pilpres 2024. Ini isi lengkap pidato tersebut:
Adalah kehormatan dan kebanggaan saya diberi amanah mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia bersama Mas Ganjar meneruskan cita-cita Bung Karno dan para pendiri negara lainnya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.
Bung Karno dan Bung Hatta telah mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang emas kemerdekaan Republik Indonesia. Mas Ganjar dan saya, bersama-sama seluruh rakyat indonesia, akan melanjutkan upaya mewujudkan cita-cita menuju Indonesia emas tahun 2045.
Cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang maju adil dan beradab dalam rangka menyongsong Indonesia emas tahun 2045 akan terwujud jika kita memenuhi sejumlah syarat. Yakni, ideologi bangsa nya kokoh, ekonominya baik, hukum dan keadilannya ditegakkan, politiknya demokratis budaya gotong royongnya hidup, serta mendapatkan persaudaraan.
Baca Juga: Besok, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD Daftar Pilpres 2024 ke KPU Setelah Anies-Cak Imin
Jika, penegakan hukum dilakukan dengan benar maka setengah masalah dari bangsa ini InsyaAllah tuntas, kalau hukumnya bagus maka segala aspek kehidupan masyarakat akan bagus juga. Misalnya, di bidang sosial politik, budaya, pertahanan, keamanan, dan ekonominya.
Prioritas pemberantasan korupsi kepastian hukum dan konsistensi dalam implementasi penegakannya, memberi jaminan investasi dan pembangunan ekonomi serta memberi perlindungan kepada Masyarakat. Dalam pembangunan politik negara kita menganut demokrasi dimana kekuasaan berada ditangan rakyat, dalam implementasinya demokrasi membutuhkan nomokrasi.
Demokrasi adalah kedaulatan rakyat sedangkan nomokrasi adalah kedaulatan hukum, demokrasi tanpa nomokrasi akan anarkis, sementara monokrasi tanpa demokrasi akan sewenang-wenang. Sehingga, keduanya harus berjalan seiring dan seimbang. Demokrasi itu menghargai perbedaan dan perbedaan itu adalah fitrah, ciptaan tuhan, perbedaan diantara manusia baik Ras Suku maupun agama itu karena diciptakan dan dikehendaki oleh Tuhan sendiri.
Walau syā`allāhu laja'alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt. Kalau Allah mau kamu semua itu hanya satu jenis tidak berbeda-beda, tapi justru saya, Tuhan, yang menyebabkan kamu itu berbeda-beda agar kamu semua berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan. Itu firman Tuhan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.