JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP Partai Golkar tidak ambil pusing dengan munculnya spekulasi Golkar akan keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Spekulasi ini muncul lantaran Ketua Umum PDI Perjuangan Puan Maharani gencar menemui petinggi Golkar.
Mulai dari Ketua Umum Airlangga Hartarto hingga politisi senior di Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan dan Jusuf Kalla.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai dalam pertemuan dan diskusi antar pimpinan partai pasti membahas mengenai arah masa depan bangsa, dan tidak terlepas juga ada pembicaraan mengenai Pilpres 2024.
Doli tidak ambil pusing jika pertemuan petinggi partai yang belakangan dilakukan PDIP dinilai sebagai penjajakan dan untuk membujuk Golkar mendukung Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Kunci Dukungan Golkar Ada di Ketum Airlangga Hartarto, Safari Politik Puan-JK Efektif?
Sebab setiap keputusan terutama mengenai Pilpres 2024 dan arah dukungan harus tetap dilakukan secara resmi. Sejauh ini Partai Golkar sudah menyatakan bergabung dengan KIM mendukung Prabowo Subianto.
"Semua spekulasi, drama-drama membujuk ini akan berakhir pada 25 Oktober 2023 pukul 23.59 (batas akhir pendaftaran Capres-Cawapres)," ujar Doli di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (5/10/2023).
Doli mengakui perjalanan politik tidak stagnan, tapi ada perkembangan-perkembangan dan dinamika yang terjadi. Ia juga menilai bisa saja, di tengah jalan ada perubahan-perubahan yang terjadi.
Akan tetapi dalam mengambil keputusan tersebut pastinya harus didasari dengan persetujuan yang dibahas dalam rapat kerja atau rapat pimpinan secara nasional.
"Saya kira kita melihat saja fakta yang ada dan tidak perlu mengandai-andai dulu. Kami menghormati Mbak Puan silaturahmi dengan Pak JK, kalaupun ada pembicaraan penjajakan kerja sama PDIP dengan Golkar, saya kira itu akan bermuara kepada masing-masing Ketum partai. Kita tunggu saja beberapa hari ke depan," ujar Doli.
Baca Juga: Bertemu Jusuf Kalla hingga Kaesang Pangarep, Apakah Ini Rayuan Politik PDIP Jelang Pilpres 2024?
"Tapi Pemilu ini agenda resmi, semua keputusannya harus formal dan resmi. Posisi Golkar hari ini sudah punya teman koalisi," pungkas Doli.
Di kesempatan yang sama Pengamat Politik Unair Airlangga Pribadi menilai pendekatan Puan ke Jusuf Kalla lebih kepada menarik pengaruh wakil presiden dua kali itu di Pilpres 2024.
Menurutnya JK memiliki pengaruh yang besar, sebab di Pemilu 2004 JK berhasil menang tanpa mendapat dukungan dari Partai Golkar.
Begitu juga saat Jokowi menggandeng JK di Pilpres 2009. JK menang sebagai wakil presiden Jokowi tanpa dukungan dari Golkar.
"JK memiliki kekuatan elektoral yang cukup signifikan. Lobi politik mbak Puan cukup baik karena dia melihat pengaruh politik dari Pak JK terutama di wilayah di luar pulau Jawa," ujar Airlangga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.