JAKARTA, KOMPAS.TV - Modus penipuan love scamming tengah marak terjadi. Tindakan penipuan ini umumnya berawal dari perkenalan korban dengan pelaku di media sosial.
Love scamming ini dilakukan oleh pelaku kepada korban dengan tujuan untuk mendapatkan uang. Melansir laman Pusiknas Bareskrim Polri, love scamming juga disebut dengan romance scam.
Love scamming adalah penipuan berkedok asmara di mana pelaku menaklukkan korban dengan kata-kata cinta bahkan hubungan romansa yang serius. Pelaku memanipulasi korban untuk mendapatkan uang.
Baca Juga: Marak Penipuan Berkedok Asmara Alias "Love Scamming", 88 Warga Negara Tiongkok Ditangkap
Kemudian setelah mendapatkan uang, pelaku akan menghilang. Para pelaku penipuan ini juga memakai identitas online palsu untuk mendapatkan kasih sayang dan kepercayaan korban.
Pelaku kemudian menggunakan ilusi hubungan romantis untuk memanipulasi dan mencuri dari korban. Pelaku yang melakukan penipuan percintaan adalah ahli dalam apa yang mereka lakukan dan akan terlihat tulus, penuh perhatian, dan dapat dipercaya.
Selain marak terjadi di media sosial, penipu love scamming hadir di sebagian besar situs kencan. Pelaku love scamming biasanya dimulai dengan pelaku yang berpura-pura menjadi seseorang yang tertarik atau jatuh cinta pada korban.
Mereka kemudian menggunakan berbagai trik untuk membangun ikatan emosional dengan korban, seperti memberikan perhatian, pujian, atau janji-janji romantis.
Selain membangun ikatan emosional, pelaku love scam juga sering kali menggunakan foto-foto yang menarik untuk menarik perhatian calon korbannya.
Love scam tidak hanya merugikan korban secara finansial saja, tetapi juga emosional mereka. Setelah penipuan terungkap, korban sering kali merasa terluka, malu, dan kehilangan kepercayaan pada orang lain.
Berikut ini beberapa ciri yang bisa jadi mengindikasikan terjadi fenomena love scam:
Love scam umumnya dimulai melalui platform online seperti dating apps, media sosial, atau aplikasi pesan. Penipu akan mengirim pesan kepada korban potensial dengan maksud membangun hubungan.
Platform media sosial digunakan penipu karena mereka lebih leluasa untuk menutupi identitas diri, sehingga calon korban tidak akan mengetahui identitas asli dari sang penipu.
Baca Juga: Manipulasi Korban secara Emosional, 88 WNA Tiongkok Ditangkap dalam Kasus 'Love Scamming'!
Penipu akan berusaha mempercepat proses pendekatan dengan calon korban. Mereka akan mengungkapkan perasaan cinta atau ketertarikan yang kuat dalam waktu singkat setelah memulai komunikasi.
Penipu love scamming sering kali menggunakan foto-foto menarik dan menciptakan profil palsu yang terlihat meyakinkan. Mereka biasanya mengklaim sebagai pengusaha sukses, punya status sosial yang tinggi, atau latar belakang pendidikan yang cemerlang.
Tujuan menggunakan profil palsu ini adalah supaya pelaku bisa mengelabui calon korbannya, sehingga apabila nanti korban melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib, polisi tidak akan dengan mudah mendapatkan identitas asli pelaku.
Sumber : Pusiknas Bareskrim Polri
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.