JAKARTA, KOMPAS.TV - Video yang memperlihatkan seorang pria membawa anaknya yang masih balita untuk mendaki gunung Kerinci viral di media sosial. Dalam rekaman video berdurasi 16 detik itu, tampak seorang pria sedang memapah dan menggendong anaknya yang diduga masih balita mendaki gunung Kerinci.
Video tersebut viral dan diunggah oleh akun Instagram @fakta.beritaa pada Minggu (10/9/2023).
"Seorang balita diajak orang tuanya ikut mendaki Gunung Kerinci," tulis akun tersebut dalam keterangan.
Baca Juga: Gunung Kerinci Naik Level Dua
Dalam video, nampak jalur pendakian gunung Kerinci tersebut sangat curam dan sangat berkabut. Melansir laman Kompas.com, petugas Pos R10 atau pos registrasi pendakian Gunung Kerinci bernama Dudung menjelaskan, video itu direkam pada bulan Agustus lalu.
Saat itu ada rombongan pendaki dari Surabaya yang melakukan pendakian selama dua hari, 15-17 Agustus 2023. Sebelum mendaki, orang tua balita sudah menandatangani surat pernyataan akan bertanggung jawab penuh karena mengajak anak di bawah umur.
Selain itu, orang tua balita tersebut juga mengajak porter lokal untuk mendampingi pendakian.
Lalu, apa resiko membawa anak dibawah umur untuk melakukan pendakian?
Melansir laman healthline, ada empat risiko yang harus diwaspadai orang tua ketika mengajak buah hati mendaki gunung, berikut ulasannya.
Suhu ekstrem yang terjadi di gunung tentu berisiko bagi anak-anak. Saat musim panas, risiko kelelahan akibat panas, sengatan panas, dan sengatan matahari juga tidak kalah berbahaya.
Sementara, ada risiko hipotermia di musim dingin yang bisa berbahaya untuk anak-anak.
Baca Juga: Status Gunung Kerinci Level Dua
Lecet biasanya dianggap sebagai penyakit ringan. Namun, luka kecil ini dapat menyebabkan infeksi jika dibiarkan atau tidak ditangani dengan benar.
Lecet disebabkan oleh gesekan, sehingga menyebabkan cairan menumpuk dan meluas di antara lapisan kulit yang teriritasi.
Anak-anak yang diajak mendaki gunung mungkin menghadapi berbagai kemungkinan bahaya, seperti permukaan tergelincir, tanah tidak rata, atau penghalang tersembunyi lainnya. Berbagai hal tersebut dapat menyebabkan kaki anak terkilir.
Orang tua dapat memberikan perlindungan pergelangan kaki yang memadai pada alas kaki anak untuk dapat membantu mencegah cedera jenis ini. Orang tua juga dapat menggunakan tongkat trekking untuk menambah keseimbangan.
Beberapa anak mungkin lebih rentan terhadap ketidaknyamanan lutut. Anak-anak yang pernah mengalami masalah lutut sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami peradangan sendi atau masalah lutut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.