JAKARTA, KOMPAS.TV - Yuli Maulida, pacar dari Imam Masykur, yang merupakan korban penganiayaan anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres buka suara menanggapi pernyataan Pomdam Jaya.
Diketahui, Pomdam Jaya sebelumnya menyatakan video yang memperlihatkan penganiayaan viral di media sosial bukanlah video penyiksaan terhadap Imam Masykur, warga Desa Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Provinsi Aceh.
Menurut Pomda Jaya, video penyiksaan yang beredar luas di media sosial tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks.
Baca Juga: Presiden Jokowi Buka Suara Tanggapi Anggota Paspampres Culik dan Bunuh Imam Masykur
Namun demikian, Yuli Maulida mengatakan bahwa sebenarnya terdapat dua video yang beredar di media sosial.
Yuli menjelaskan, video yang dikirim pelaku ke keluarga Imam Masykur adalah video yang berisi mengenai korban meminta uang tebusan sebesar Rp50 juta.
Selain itu, video tersebut memperlihatkan kondisi korban yang mengalami luka di punggung diduga akibat dicambuk.
“Kalau video korban yang dikirim pelaku ke keluarga itu adalah video yang berambut pendek, korban meminta adiknya kirim uang Rp 50 juta. Video korban yang luka di punggungnya sudah banyak,” kata Yuli Maulida saat dihubungi pada Kamis (31/8/2023).
Yuli Maulida pun menegaskan video dengan ciri yang disebutkannya beredar di media sosial itu benar korban Imam Masykur.
“Karena korban baru siap pangkas rambut. Saya tahu persis korban,” ucap Yuli.
Sementara itu, lanjut Yuli, video lainnya terlihat korban juga warga Aceh dan meminta uang juga. Namun, dalam video itu terlihat belum banyak luka dengan mata korban ditutup. Adapun kedua video tersebut direkam saat penyiksaan di dalam mobil.
Baca Juga: LPSK akan Lindungi Keluarga Korban Pembunuhan Anggota Paspampres dan Bantu Nilai soal Restitusi
Sebelumnya, Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya) memastikan video penganiayaan yang viral di media sosial tidak ada kaitan dengan kasus yang menyeret prajurit Paspampres.
Korban dalam video tersebut bukan Imam Masykur (25) asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh. Sedangkan pihak yang menganiayanya juga bukan prajurit TNI.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.