JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan adanya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) seiring menurunnya kualitas udara dan peningkatan polusi udara.
Kasus ISPA di wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus per bulan. Jumlah kasus ISPA di wilayah Jabodetabek per Agustus 2023 mencapai 200 ribu kasus.
Kabiro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa ada enam penyakit yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan dan terjadinya peningkatan polusi udara.
Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Terburuk Kedua di Dunia, Masih Tergolong Tak Sehat
Penyakit ini dibagi ke dalam dua jangka waktu, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
“Dari data dan studi yang ada, ada 6 penyakit yang berhubungan dengan kualitas udara. Dalam jangka waktu dekat, terjadi pneumonia, infeksi yang sampai dengan ke paru,” kata Nadia dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Rabu (30/8/2023).
“Ini harus diwaspadai kelompok rentan pada anak-anak di bawah usia 17 tahun dan lansia yang memiliki komorbid. Ini bisa menyebabkan fatalitas yang cukup tinggi,” sambungnya.
Selain itu, ISPA dan asma juga masuk ke dalam penyakit akibat polusi udara yang bisa muncul dalam jangka pendek. Nadia memaparkan gejala ISPA, yakni batuk, pilek, dan sakit tenggorokan yang bisa hilang dalam waktu 5-7 hari.
Untuk penderita asma, paparan polusi udara bisa menyebabkan serangan asma yang lebih sering. Asma juga bisa meningkatkan risiko terkena pneumonia.
“Dalam jangka panjang, kanker paru, tuberkulosis, paru obstruktif kronik,” ujar Nadia.
Baca Juga: Tekan Polusi Udara, Heru Budi Wajibkan 300 Gedung Pasang Water Mist, Biaya Ditanggung Masing-masing
Saat ini, Kemenkes mengajak masyarakat untuk menerapkan 6M+1S untuk mencegah dampak dari polusi udara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.