JAKARTA, KOMPAS.TV- Unggahan mengenai seorang warganet yang hampir menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia di luar negeri akibat melamar lowongan pekerjaan palsu, viral di media sosial X (dulu Twitter-red). Keluhan tersebut diceritakan warganet di akun @worksfess pada Senin (21/8/2023).
"Work! idup lagi cape capenya karena nganggur terus apply2 loker, eh malah hampir jadi korban hum4n tr4ffick!ng," tulis akun tersebut.
Unggahan viral tersebut mendapatkan banyak komentar dari pengguna X lainnya. Bahkan ada banyak warganet yang mengaku mengalami kasus serupa.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT PAMA untuk Fresh Graduate: Buka sampai 29 Agustus 2023, Cek Syaratnya
"Aku waktu itu dapet loker ke maldives kebetulan aku emg lulusan pariwisata jd langsung lolos, disuruh bikin passport tapi jangan blg kalo mau kerja, bilangnya buat jalan², wahhh ga bener nihh akhirnya gue cancel," kata akun @polca****.
Lalu, apa ciri lowongan pekerjaan atau loker palsu yang ternyata jebakan perdagangan manusia? Melansir laman pppid.serangkota.go.id, berikut ciri-ciri loker palsu yang patut diwaspadai.
Lowongan kerja palsu kerap membujuk calon korbannya dengan gaji yang besar untuk tanggung jawab pekerjaan yang ringan. Pasalnya, memiliki gaji besar dan pekerjaan yang mudah tentu menjadi impian semua orang.
Dengan menawarkan hal ini, para penipu menjebak para korban yang berharap bisa mendapatkan uang dengan pekerjaan yang mudah. Meski, biasanya di awal tindak penipuan ini penipu akan meminta sejumlah uang kepada korban.
Umumnya, para korban yang terjebak merupakan pencari kerja yang mencari pekerjaan paruh waktu atau belum memiliki pengalaman kerja yang mumpuni. Bahkan masih baru lulus sekolah.
Jika lowongan kerja yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan lebih baik lupakan saja. Namun jika masih ragu lowongan kerja itu penipuan atau bukan, cek website perusahaan tersebut atau mencari tahu berapa kisaran gaji di pasaran dengan pekerjaan yang sama dengan yang ditawarkan.
Ciri-ciri loker palsu selanjutnya adalah perekrut menghubungi menggunakan akun media sosial. Perusahaan resmi umumnya akan menghubungi melalui email, nomor telepon atau aplikasi pencari lowongan kerja.
Perekrut juga harus menunjukan identitas mereka secara jelas. Beberapa perekrut mungkin akan mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial, sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.