JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku tak bisa mengawasi seluruh aktivitas pengawai yang bekerja di bawah Kementerian BUMN.
Hal ini menanggapi ditangkapnya satu pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang diduga terlibat terorisme pada Senin (14/8/2023).
Baca Juga: Ditanya soal Minat Cawapres, Erick Thohir Serahkan ke Koalisi
"Kemarin Pak Said Aqil udah buat statement bahwa ini tidak ditoleransikan. Kementerian BUMN sudah kerja sama dengan BNPT, tapi kalau PT Angkasa Pura, PT KAI, saya enggak bisa kontrol seratus persen," kata Erick, Rabu (16/8/2023), seperti dikutip dari akun YouTube KOMPAS TV.
Ia mengingatkan seluruh jajaran direksi dan komisaris agar lebih memperketat rekrutmen.
"Saya sudah tekankan kepada direksi komisaris, harus benar-benar waspada harus menguatkan daripada rekrutmen. Dan ini bisa terjadi di mana saja," ujarnya.
Ketua Umum PSSI itu menambahkan, dirinya tak ingin kejadian seperti ini terulang. Sebab, kata Erick, kini perekonomian Indonesia sedang bertumbuh sehingga harus ditopang dengan kondisi keamanan yang baik.
"Kita ini negara Pancasila yang saya rasa harus menghormati. Kita tidak mau negara kita dengan kondisi ekonomi bagus, malah faktor keamanan," ujarnya.
Seperti diketahui, polisi menangkap seorang terduga teroris yang merupakan karyawan PT KAI di Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8/2023).
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar dalam konferensi pers Selasa (15/8/2023) menyebut, tersangka berinisial DE itu beberapa kali melakukan latihan dan berencana menyerang markas Brimob serta tentara.
"Beberapa kali melakukan latihan, kemudian memiliki rencana kegiatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob 82 dan Mako Brimob yang di Jawa Barat, juga terhadap beberapa markas tentara yang sudah dikenali atau ditandai oleh yang bersangkutan," ujar Kombes Aswin, dipantau dari siaran KOMPAS TV.
Ia juga mengungkapkan, DE menjadi karyawan PT KAI pada 2016.
Baca Juga: Asal Usul 16 Senjata Milik Pegawai PT KAI yang Ditangkap Densus 88, Berkamuflase Jual Mainan Militer
"Tentang status karyawannya, dia itu bergabung 2016 sebagai karyawan PT KAI," ujar Kabag Ops Densus 88 itu.
Pada kesempatan yang sama, polisi menunjukkan setidaknya 16 senjata api (senpi) dari rumah karyawan PT KAI terduga teroris itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.