DEPOK, KOMPAS.TV - Meski mengaku ingin terjun ke dunia politik dengan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan tidak ingin "dipaksa kawin".
Erick menjadi salah satu sosok yang digadang-gadang sebagai bakal cawapres potensial pada Pilpres 2024.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua umum PSSI itu mengatakan saat ini belum ada koalisi partai politik (parpol) yang terbentuk untuk mengusung dirinya.
Erick pun menyadari tak cukup jika dukungan hanya datang dari satu parpol.
"Saya sudah sampaikan berulang-ulang, penting sekali buat saya, kalau misalnya ke arah yang lebih politis. Koalisinya kan belum terbentuk, koalisi yang misalnya 'Oh ini Pak Erick Thohir', kan belum ada," katanya usai meninjau seleksi Timnas U17 di Depok, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).
"Kan enggak cukup dari salah satu partai. Itu realita," imbuhnya.
Selain itu, Erick menekankan pentingnya chemistry. Ia mengaku enggan menjadi objek 'kawin paksa' dalam politik.
"Saya ingin punya chemistry. Saya tidak mau menjadi bagian misalnya harus dipaksa kawin. Jangan, enggak enak juga," tegasnya.
"Penting sekali chemistry, karena ini kita harus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Rata-rata sekarang pendapatan masyarakat 4.600 (USD) yang nanti ke depan di masa pemerintahan Pak Jokowi bisa 5.000 lebih," jelasnya.
"Tetapi sepuluh tahun ke depan harus segera mendapat 10.000 (USD) agar kita tidak terjebak di ekonomi menengah yang terkunci. Nah ini kan realita, perlu ada chemistry," sambungnya.
Baca Juga: Kala Erick Thohir Bicara soal Kemungkinan Dirinya Jadi Bakal Cawapres di Pilpres 2024
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.