JAKARTA, KOMPAS.TV - Polemik pergantian Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melalui musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) mendapat perhatian dari Ketua Dewan Penasihat Golkar Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut menyayangkan hal ini harus dimunculkan, padahal dalam beberapa bulan ke depan Golkar dihadapkan dengan Pileg dan Pilpres.
Menko Marves ini sudah mendengar permasalahan turunnya hasil survei Partai Golkar hingga persoalan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Airlangga untuk Pilpres 2024 delapan bulan sebelum wacana Munaslub muncul.
Luhut mengaku sudah memberi masukan kepada Airlangga agar turun ke bawah untuk mengapitalisasi kehebatan dan kesuksesan Golkar.
Ia juga menyarankan agar Golkar punya sikap. Jika Golkar tidak mendapat tiket kandidat capres ataupun cawapres di Pilpres 2024, maka strateginya difokuskan ke legislatif.
Baca Juga: Akibat Polemik Tuntutan Munas Luar Biasa Golkar, Dewan Etik Gelar Rapat Tertutup
"Legislatif menentukan sekali. Sekarang 85 kursi Golkar di legislatif bisa tidak itu dipertahankan, mesti realistis. Jangan kita ini seperti membohongi diri kita sendiri," ujar Luhut di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (20/7/2023).
Luhut menambahkan banyak cara yang bisa dilakukan agar Golkar bisa mempertahankan hasil Pileg 2019. Bahkan bisa meningkatkan target perolehan kursi menjadi 100 di Pileg 2024.
Salah satunya mengenai kesuksesan Golkar mengawal pemerintahan Joko Widodo.
"Saya waktu Danrem ikut kampanye untuk Golkar di Madiun dan itu yang suka dengan Golkar banyak dan sampai sekarang ke bawah masih kuat. Tapi itu perlu dipelihara, perlu didatangi, perlu diomongin. Saya berharap kita bisa cari solusinya," ujarnya.
Lebih lanjut Luhut menegaskan dirinya tidak memiliki kepentingan untuk digelarnya Munaslub. Ia hanya menginginkan Golkar tidak menjadi partai yang terpuruk di Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Buntut Wacana Munaslub, Ketum Golkar Airlangga Tegas Membantahnya!
Luhut menjelaskan, jika diusulkan dan dipercaya memimpin Golkar, ia tidak mungkin lagi mengusulkan diri menjadi capres atau cawapres dari Golkar, atau mencari peluang untuk bisa masuk di kabinet di pemerintahan berikutnya.
Luhut menyarankan Golkar bisa mengambil keputusan dengan tegas agar permasalahan turunnya elektabilitas partai hingga ketidakpercayaan tidak berlarut-larut.
"Saya pikir di Golkar orangnya baik-baik, hebat-hebat, intelektualnya bagus. Kompakin aja. Pak Airlangga pun sebenarnya dibikin kompak saja semua. Tapi kalau dibiarkan begini terus saya tidak rela kompak Golkar itu terus turun," ujar Luhut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.