JAKARTA, KOMPAS.TV - Masih sering terjadi dan dialami masyarakat yang tertipu rekrutmen anggota Polri membuat Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo angkat bicara. Ia mengingatkan bahwa tidak ada cara instan lulus rekrutmen Polri.
Sebab, kelulusan peserta rekrutmen Polri didasarkan pada kemampuan dan persiapan maksimal dari masing-masing peserta.
“Nah itu kita mengharapkan kepada masyarakat untuk betul-betul apabila ingin menjadi anggota Polri, dipersiapkan semaksimal mungkin fisiknya, kemudian kesehatannya, kemudian intelektualnya, kemudian mentalnya. Dan harus yakin kepada kemampuan sendiri,” ungkap Irjen Dedi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/7/2023).
Baca Juga: Kapolsek di Cirebon Dicopot atas Dugaan Terlibat Penipuan Rekrutmen Polri, Korban Rugi Ratusan Juta
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak percaya dengan adanya hasutan dan iming-iming janji bisa lolos rekrutmen Polri dengan membayar sejumlah uang.
Menurutnya, jika ada pihak yang mengaku bisa meloloskan calon peserta rekrutmen dengan imbalan, hal tersebut adalah penipuan.
“Jangan mudah terprovokasi oleh hasutan-hasutan orang, yang dengan cara-cara secara instan bisa masuk ke polisi. Apalagi dengan membayar uang tertentu, itu pasti dibohongin,” kata Irjen Dedi.
Jenderal polisi bintang dua itu juga mengimbau masyarakat agar melek informasi terkait banyaknya kasus penipuan bermodus rekrutmen Polri. Ditekankannya juga sejak awal pendaftaran rekrutmen Polri gratis atau tidak dipungut biaya apapun.
“Ya memang dari berbagai macam kasus (penipuan) yang terjadi, yang sudah diungkap oleh Polri, ada kejadian di Sumatera Utara dan yang terakhir itu yang pedagang bubur yang di Cirebon, itu seperti itu. Jadi masih ada sebagian masyarakat (yang percaya dengan memberi sejumlah uang bisa jadi polisi),” kata mantan Kadiv Humas Polri ini.
Ia juga meminta masyarakat yang hendak mengikuti rekrutmen Polri harus percaya diri bisa lolos seleksi dengan kemampuannya diri sendiri.
Baca Juga: Eks Kapolsek di Cirebon yang Dipecat karena Diduga Tipu Tukang Bubur Ajukan Banding
“Di awal rekrutmen itu sudah kita sosialisasikan bahwa percaya kepada diri sendiri. Kemudian harus yakin pada persiapan-persiapan yang dilakukan,” ucapnya, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Irjen Dedi, banyak kasus penipuan bermodus rekrutmen Polri terungkap karena ada orangtua peserta rekrutmen yang merasa dibohongi setelah membayar sejumlah uang kepada pihak tertentu, tetapi anaknya tetap tidak lolos seleksi.
Adapun salah satu kasus penipuan rekrutmen anggota Polri yang menhebohkan salah satunya adalah yang dialami seorang tukang bubur di Cirebon.
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, imbas dari dugaan penipuan itu membuat Polda Jawa Barat mencopot Kapolsek Mundu, Kabupaten Cirebon, SW, karena diduga terlibat kasus penipuan rekrutmen Polri. Kasus penipuan itu menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Ternyata Kasus Tukang Bubur Ditipu Ratusan Juta Mandek 2 Tahun karena Pelaku Masih Jabat Kapolsek
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo menyebut SW menjadi perantara penipuan dengan pelaku utama N, seorang perempuan di Jakarta. Korban mereka adalah seorang penjual bubur bernama Wahidin.
"Saat ini Saudara SW sendiri sudah dimutasi dari Polsek Mundu. Yang bersangkutan saat ini menjalani pemeriksaan pidana maupun kode etik," kata Ibrahim di Bandung, Minggu (18/6).
Sumber : Kompas.com, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.