JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Lolly Suhenty menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam melaporkan setiap dugaan pelanggaran Pemilu 2024 mendatang.
Dia bercermin pada Pemilu 2019 silam, yang mana angka temuan masih lebih besar dibandingkan dengan laporan masyarakat.
Baca Juga: Bawaslu: Bagi yang Punya Media atau Duit Banyak Tak Boleh Semena-mena dalam Kampanyekan Diri
"Pendidikan partisipatif penting diberikan, terlebih Jawa Barat dengan pemilih yang tinggi atau sekitar 35,7 juta pemilih, harusnya mampu menjadikan masyarakat lebih berani melaporkan kalau menemukan pelanggaran," kata Lolly seperti dikutip dari laman bawaslu.go.id, Rabu (5/7/2023).
Berdasarkan data tersebut, Lolly menyatakan bahwa target dalam pendidikan pengawasan partisipatif cukup jelas yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaporkan pelanggaran Pemilu 2024.
Dia juga menegaskan dalam pengawasan partisipatif rumusnya hanya satu yakni mengetahui apa yang dilarang dalam pemilu.
"Ketahui apa yang dilarang dalam pemilu, kalau sudah diketahui pahami bagaimana yang dilarang itu bermain dalam pemilu. Hal itu, akan membuat kita memiliki strategi identifikasi untuk mengetahui dugaan pelanggaran sejak awal," katanya.
Sementara itu, Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Kaka Suminta mengatakan, pentingnya masyarakat sipil terlibat dalam pemilu.
Baca Juga: Bawaslu Jateng Terima 52 Aduan Pelanggaran Pemilu, 16 Terbukti
"Semakin kuat kelompok yang netral, maka akan semakin demokratis sebuah bangsa dan ini bisa menetralisir semua benturan yang terjadi," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.