JAKARTA, KOMPAS.TV - Majelis Ulama Indonesia atau MUI menerjunkan tiga tim untuk menyelidiki indikasi Pondok Pesantren Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang dengan organisasi Negara Islam Indonesia atau NII.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI Pusat Cholil Nafis dalam acara Sapa Pagi Kompas TV pada hari ini, Senin (26/6/2023).
Cholil menjelaskan tiga tim tersebut sengaja dibentuk oleh MUI untuk mencari bukti adanya indikasi-indikasi Ponpes Al-Zaytun tersebut yang mengarah kepada NII.
Baca Juga: MUI Dukung Menko Polhukam Memproses Hukum Pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang
Cholil membeberkan tim pertama yang diterjunkan merupakan tim yang bergerak secara terang-terangan atau formal untuk masuk ke Ponpes Al-Zaytun bertemu dengan Panji Gumilang.
“Tim pertama ingin bertemu langsung dengan Panji Gumilang dan masuk ke Al-Zaytun secara terang-terangan hingga mengirimkan surat meminta untuk bertemu tujuannya untuk tabayyun,” kata Cholil Nafis.
Kemudian, lanjut Cholil, tim kedua yakni bergerak melakukan penyelidikan terhadap Ponpes Al-Zaytun dengan cara diam-diam.
"Tim ini menyelidiki secara diam-diam apa yang terjadi di dalam (Ponpes Al-Zaytun),” ujar Cholil.
“Dari beberapa orang-orang pondok pesantren yang ketemu dengan Panji Gumilang, itu salah satunya tim kami. Mereka mengatakan tidak mau bertemu dengan MUI, padahal itu kami.”
Baca Juga: MUI Dukung Menko Polhukam Memproses Hukum Pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang
Ketiga, pihaknya juga menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran di lapangan dengan melakukan koordinasi kepada sejumlah pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT, pemda setempat hingga masyarakat sekitar lokasi.
“Yang ketiga, tim kami melakukan koordinasi dan wawancara dan informasi dari pihak terkait seperti BNPT, kelurahan, warga dan lain sebagainya,” ujar.
Jadi, tiga proses inilah yang kami lakukan untuk pengumpulan data. Jadi yang dulu ada indikasi (NII) dan saat ini juga terindikasi, kami upayakan untuk mencari buktinya.”
Cholil mengatakan pihaknya akan menyampaikan hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya terhadap Ponpes Al-Zaytun tersebut dalam beberapa hari ke depan.
Cholil berharap hasil penyelidikan MUI tersebut nantinya bisa menjadi panduan atau rujukan bagi pondok-pondok pesantren agar tidak melakukan hal yang tak benar seperti dilakukan oleh Ponpes Al-Zaytun. Salah satunya yaitu menjadikan perempuan sebagai Khatib Shalat Jumt.
Baca Juga: Aktivitas Ponpes Al-Zaytun Diduga Penistaan Agama, PBNU: Harus Ada Aturan Hukum
“Kami mencari bukti-bukti untuk kemudian dipakai menjadi panduan agar ponpes-ponpes lain tidak menerapkan hal yang sama, menjadikan perempuan sebagai Khatib Jumat,” ujarnya.
“Kami menemukan ketidakbenaran di Ponpes Al-Zaytun ketika wanita menjadi khatib bagi laki-laki dalam ibadah solat jumat.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.