JAKARTA, KOMPAS.TV – Kedekatan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ganjar Pranowo tidak bisa dibandingkan dengan kedekatan Jokowi dengan Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (14/6/2023), dengan tema Membaca Kedekatan Jokowi-Ganjar di Istana.
“Ya jauhlah (kedekatan Jokowi-Ganjar dan Jokowi-Prabowo),” ucapnya.
“Ya gak bisa dibandingkan. Ya bedalah. Posisinya aja udah memang nanti rival di 2024,” katanya.
Menurut Panda, gaya politik Jokowi memang khas dan tidak bisa dibaca secara hitam putih, karena bisa menyesatkan pihak yang tidak paham.
Baca Juga: Jokowi Buka Suara soal Isi Pertemuannya dengan Ganjar, Bahas Politik?
“Itulah gaya politik Jawanya Jokowi, kita nggak bisa baca secara hitam putih, dan kemudian kalau orang salah lihat bisa tersesat,” tuturnya.
“Saya 100 persen yakin Jokowi mendukung Ganjar,” tegas Panda.
Saat pembawa acara menanyakan ulang untuk penegasan, Panda mengulang bahwa gaya politik Jokowi bisa membuat orang tersesat.
“Oh iya, dan bisa bikin orang tersesat,” katanya.
Hal yang sama disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno.
Menurutnya memang harus berhati-hati membaca kemesraan yang ditunjukkan Jokowi.
“Ya harus hati-hati membaca kemesraan yang ditunjukkan oleh Jokowi,” ucapnya dalam dialog yang sama.
“Jangan terlalu berharap berlebihan. Apa pun judulnya, Jokowi itu bajunya merah, bukan yang lain,” imbuhnya.
Ia menambahkan, meskipun Jokowi terlihat dekat dan mesra dengan tokoh tertentu, hal itu jangan ditafsirkan sebagai dukungan politik.
“Jadi kalaupun toh Jokowi mesra, Jokowi dekat, itu jangan ditafsirkan sebagai dukungan politik. Itu harus diletakkan dalam konteks Jokowi sebagai presiden yang punya relasi baik dengan semua menterinya,” kata dia menegaskan.
Meski politik memang serba mungkin dan serba cair, Adi mengaku dirinya masih sulit membayangkan Jokowi mendukung Prabowo Subianto.
Baca Juga: Candaan Ganjar ke Sandi di Istana: Pake baju Hijau ya besok
“Bagaimana penjelasan itu kepada PDIP, bagaimana penjelasan kepada publik, dan bagaimana juga Jokowi mendukung orang yang selama ini menjadi rival politik di 2014 dan 2019. Di logika itu saja sebenarnya saya agak kurang nyambung,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.