Kompas TV nasional rumah pemilu

Diminta Ganti Paku sebagai Alat Coblos di Pemilu 2024, Ini Tanggapan KPU

Kompas.tv - 12 Juni 2023, 07:40 WIB
diminta-ganti-paku-sebagai-alat-coblos-di-pemilu-2024-ini-tanggapan-kpu
Ilustrasi coblos kertas suara saat pemilu. (Sumber: Tribun Jogja)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menanggapi permintaan untuk mengganti paku sebagai alat coblos untuk Pemilu 2024 mendatang.

Ketua KPU Hasyim Asyari menilai, penggunaan paku sebagai alat coblos untuk Pemilu 2024, sejauh ini masih merupakan opsi yang terbaik.

"Dari waktu ke waktu, sepanjang yang saya ketahui, selama Pemilu Orde Baru dan Pemilu Era Transisi Demokrasi, Era Konsolidasi, demokrasi itu selalu menggunakan paku," kata Hasyim kepada Kompas TV.

"Kecuali Pemilu 2009, yang waktu itu istilahnya centang ya, menggunakan alat tulis," imbuhnya.

Menurut Hasyim, penggunaan paku sebagai alat coblos pemilu belum pernah dilaporkan adanya keluhan.

Bahkan, kata dia, justru rokok dan benda lain yang malah disalahgunakan oleh pemilih.

"Sampai sekarang, juga boleh dikatakan tidak ada keluhan dan tidak ada laporan tentang penyalahgunaan paku sebagai alat coblos untuk digunakan," lanjutnya.

Baca Juga: Komnas HAM Deklarasi Pemilu Ramah Hak Asasi Manusia

"Yang lain malah justru kadang-kadang penyalahgunaannya, itu menggunakan rokok atau menggunakan apa. Malah dicoblos surat suaranya pakai itu.

"Bukan pakunya yang digunakan untuk atau disalahgunakan," ujarnya.

Sebelumnya Komnas HAM meminta KPU untuk mempertimbangkan penggunaan paku sebagai alat coblos untuk Pemilu 2024.

Menurut Komnas HAM, penggunaan paku akan berbahaya bagi masyarakat penyandang disabilitas.

Mengenai hal itu, Hasyim mengatakan, penggunaan paku sebagai alat coblos merupakan hal yang paling egaliter untuk diterapkan.

"Ya ini yang yang terjadi dan dalam pandangan para pembantu internasional lembaga-lembaga melakukan studi secara internasional, warga negara ini kan macam-macam ya," ujarnya.

"Ada yang buta huruf, ada yang tidak punya kemampuan membaca, sehingga kemudian pilihan dengan cara mencoblos itu dianggap paling egaliter dibanding dengan menggunakan alat tulis," jelasnya.

"Karena alat tulis ini kan, warga kita ada juga yang belum punya kemampuan untuk menggunakan hak pilihnya untuk memilih," pungkasnya. 

Baca Juga: Sikap Gus Yahya Tak Akan Dukung Bakal Capres dan Cawapres Tertentu di Pemilu 2024


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x