JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menyebut pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan kerenggangan antara Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Nyarwi menilai peristiwa tersebut sebagai tanda kerenggangan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh, dan kian nyata menjelang Pilpres 2024 mendatang.
"Pintu komunikasi politik Surya Paloh secara langsung kepada Presiden Jokowi tampaknya kian sempit," kata Nyarwi melalui keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (7/5/2023).
Keberadaan Luhut dalam pertemuan tersebut, kata dia, juga bisa dibaca sebagai representasi orang dekat Presiden Jokowi.
"Kita tahu Luhut sudah lama menjadi orang dekat kepercayaan Presiden Jokowi. Agenda yang dibawa Luhut ketika bertemu Surya Paloh, saya kira tidak lepas dari agenda besar Presiden Jokowi," terang Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) ini.
Baca Juga: Tak Diundang Jokowi ke Istana, Surya Paloh Bertemu Luhut di Jakarta Siang Ini
Bahkan menurutnya, bukan tidak mungkin, Luhut mengemban misi atau mendapatkan penugasan dari Presiden Jokowi ketika menemui Surya Paloh.
"Paling tidak menyampaikan pesan-pesan dari Presiden Jokowi kepada Surya Paloh," imbuhnya.
"Sebagaimana kita tahu, sejak Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai (bakal) capres awal Oktober 2023 lalu, kehangatan dan keakraban relasi Surya Paloh dengan Presiden Jokowi tampak makin memudar, dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya," jelasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pertemuan Paloh dan Luhut dapat dibaca sebagai pertemuan sahabat lama.
"Pertemuan tersebut bisa saja dibaca sebagai pertemuan dua sahabat lama, yang sama-sama sudah lama berkiprah dalam panggung politik dan kepartaian di Indonesia," ungkapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.