JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Hanta Yuda menyebut penentuan bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi bakal capres Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto masih alot karena para ketua umum (ketum) partai politik (parpol) perlu berhati-hati.
"Kalau keliru menentukan cawapres, bisa bubar koalisi," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia itu di Kompas Petang, Kompas TV, Senin (1/5/2023).
Menurutnya, bakal cawapres yang dicari para Ketum Parpol di antaranya harus memiliki suara elektoral dan akseptabilitas.
"Kalau tepat memilih maka dia akan kontributif secara elektoral," ujar Hanta.
Kontributif yang ia maksud ialah bakal cawapres itu akan melengkapi bakal capres dari berbagai sisi.
Tetapi, kalau partai keliru memilih nama bacawapres, hal tersebut dapat menggerus elektabilitas bacapres yang diusung.
Baca Juga: Soal Penentuan Cawapres Anies, NasDem: Butuh Kesabaran, Presisi, dan Tak Bisa Asal-asalan
Selain faktor suara pemilih atau elektoral, jelas dia, ada juga faktor akseptabilitas yang harus dipenuhi nama bakal cawapres.
Akseptabilitas artinya bacawapres itu didukung oleh para ketum parpol.
Lalu, kata dia, ketum parpol juga perlu mempertimbangkan faktor lain, misalnya demografis, komposisi nasional-religius, dan sebagainya dari para kandidat bakal cawapres.
Menurut Hanta Yuda, saat ini peta politik menuju pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024 masih sangat dinamis.
Oleh karena itu, kemungkinan para tokoh politik nasional untuk saling berpasangan masih sangat terbuka.
Meski begitu, ia menekankan, nama bakal cawapres menjadi faktor penting karena bisa meningkatkan maupun mengurangi elektabilitas dari para bakal capres yang saat ini muncul, baik Ganjar, Prabowo, maupun Anies Baswedan.
Baca Juga: Bukan Satu Tokoh, Megawati Sebut PDIP Kebanjiran Nama Kandidat Cawapres Ganjar: Di Internal Ada 10
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.